Minggu, 02 September 2012

MUHAMMADIYAH DAD



MUHAMMADIYAH



Di susun sebagai tugas DAD dan PKKLogo Warna Umum.jpg








Disusun Oleh :
WINDRA BANGUN S




PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES ) MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar belakang
Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur manusia dalam segala aspeknya. Ajaran islam bukanya hanya mengatur hubungan vertical manusia, tetapi juga hubungan horizontal dengan sesamanya. Seiring perjalannya banyak sekali organisasi – organisasi dengan wadah islam telah muncul dan berkembang begitu pula di negara Indonesia sendiri. Salah satu Organisasi yang menjadi sorotan publik karena perannya dalam pembangunan indonesia adalah Muhammadiyah. Muhammadiyah adalah salah satu organisasi otonom terbesar di Indonesia. Peran Muhammadiyah tidaklah kecil, sampai saat ini Muhammadiyah ikut serta dalam pembangunan perkembangan Bangsa den negara baik melalui, pendidikan kesehatan dan sosial masyarakat selain inti dalam keagamaan.

  1. Rumusan Masalah
1.         Apa itu Muhammadiyah
2.         Bagaimana penjelasan mengenai sejarah lahirnya Muhammadiyah ?
3.         Organisasi apa saja yang dibawah naungan Muhammadiyah ?
4.         Bagaimana Cita – cita Muhammadiyah ?
5.         Apa ciri Khas Muhammadiyah ?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu  agar pembaca dapat mengetahui bagaimana sejarah Muhammadiyah menjadi organisasi otonom yang ikut serta membangun bangsa indonesia

D      Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun atas : BAB I : Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan,  sisitematika penulisan. BAB II  : Pembahasan yang berisi tentang Sejarah Muhammadiyah, Organisasi yang ada di Muhammadiyah, Lambang – lambang Muhammadiyah, cita cita Muhammadiyah, BAB III : Penutup yang tersusun atas kesimpulan dan saran.

BAB I
PEMBAHASAN

A.       Pengenalan Awal Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Latar belakang KH Ahmad Dahlan memilih nama Muhammadiyah  yang pada masa itu sangat asing bagi telinga masyarakat umum adalah untuk memancing rasa ingin tahu dari masyarakat, sehingga ada celah untuk memberikan penjelasan dan keterangan seluas-luasnya tentang agama Islam sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah SAW.
Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School Muhammadiyah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah (sekarang dikenal dengan Madrasah Mu’allimin _khusus laki-laki, yang bertempat di Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Mu’allimaat Muhammadiyah_khusus Perempuan, di Suronatan Yogyakarta).
Muhammadiyah secara etimologis berarti pengikut nabi Muhammad, karena berasal dari kata Muhammad, kemudian mendapatkan ya nisbiyah, sedangkan secara terminologi berarti gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dan tajdid, bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah. Berkaitan dengan latar belakang berdirinya Muhammadiyah secara garis besar faktor penyebabnya adalah pertama, faktor subyektif adalah hasil pendalaman KH. Ahmad Dahlan terhadap al-Qur’an dalam menelaah, membahas dan mengkaji kandungan isinya. Kedua, faktor obyektif  di mana dapat dilihat secara internal dan eksternal. Secara internal ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagiab besar umat Islam Indonesia.
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah berpandangan bahwa Agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu’amalat dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif. Dengan mengemban misi gerakan tersebut Muhammadiyah dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan Agama Islam menjadi rahmatan lil-’alamin dalam kehidupan di muka bumi ini.
Visi Muhammadiyah adalah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar di segala bidang, sehingga menjadi rahmatan li al-‘alamin bagi umat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang diridhai Allah swt dalam kehidupan di dunia ini.
Misi Muhammadiyah adalah:
1.         Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah swt yang dibawa oleh Rasulullah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh hingga Nabi Muhammad saw.
2.         Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi.
3.         Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir untuk umat manusia sebagai penjelasannya.
4.         Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. Lihat Tanfidz Keputusan Musyawarah Wilayah ke-39 Muhammadiyah Sumatera Barat tahun 2005 di Kota Sawahlunto

B.       Sejarah Berdirinya Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di kampung kauman Yogyakarta pada 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan dengan 18 November 1912 M oleh KH. Ahmad Dahlan. Muhammadiyah sendiri dikenal sebagai salah satu gerakan yang menghembuskan nilai-nilai tajdid (pembaruan) pemikiran Islam juga bergerak di berbagai bidang kehidupan umat. Nama Muhammadiyah sendiri diambil dari nama Nabiyullah Muhammad –shalllahu ‘alaihi wasallam- dan ditambah dengan “ya’ nisbah”. Maksudnya secara perseorangan, siapa saja yang menjadi warga dan anggota Muhammadiyah dapat menyesuaikan dengan pribadi Nabi Muhammad –shallahu ‘alaihi wasallam-.
Dari beberapa sumber yang penulis dapatkan, ada beberapa hal yang melatar belakangi berdirinya Muhammadiyah, antara lain:
1.         Sosok seorang Muhammad Darwis (nama kecil KH. Ahmad Dahlan)
Sejak kecil beliau memang telah dikenal sebagai seorang yang cerdas dan mempunyai nilai spiritual yang tinggi. Hal itu tercermin ketika beliau dengan tegas dan berani membenarkan arah kiblat yang tadinya menghadap kearah barat, juga ketika beliau sempat berguru kepada kyai-kyai yang ada di tanah Jawa untuk menuntut ilmu,
2.         Situasi negara Indonesia yang masih berada dalam masa pemerintahan colonial Belanda
Faktor yang satu ini juga tak bisa dipungkiri untuk menjadi salah satu faktor terpenting dalam kacamata historis kelahiran Muhammadiyah. Sudah sangat mafhum jika suatu penjajah masuk selain menjajah tentunya ingin memasukkan budaya-budaya mereka juga, tak terkecuali tujuan utama mereka yaitu gold (emas), glory (kemenangan) dan gospel (agama). Tidak hanya itu, perlu diketahui bersama bahwasanya mayoritas yang memperjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan adalah umat Islam, dalam hal ini Muhammmadiyah sebagai organisasi Islam tentunya terdorong untuk mewujudkan hal tersebut,
3.         Realitas sosio-agama di Indonesia
Jika kita mengkaji sifat dakwah Muhammadiyah tentunya akan kita temukan dua hal, yang pertama kedalam dan yang kedua keluar. Maksud dari yang pertama adalah dakwah kepada umat Islam itu sendiri. Bagaimana? Yaitu dakwah yang bersifat purifikasi (pemurnian) dari hal-hal yang menyimpang, seperti TBC (Tahayul, Bid’ah, Churafat. Baca: Khurafat). Mengingat masyarakat jawa pada umumnya dan Jogja pada khususnya pada waktu itu yang masih kental sekali pengaruhnya oleh budaya Islam kejawen, sedangkan maksud dari yang kedua adalah dakwah kepada mereka yang non islam dengan adanya ajakan dan seruan kepada Islam
4.         Realitas sosio-pendidikan
Dimaksudkan dalam hal ini adalah kondisi pendidikan negara Indonesia pada waktu itu (mungkin hingga kini) yang masih sangat memprihatinkan, dengan adanya dikotomi strata sosial menjadikan penduduk pribumi kurang layak untuk mendapatkan pendidikan yang selayaknya. Tidak hanya berhenti sampai disitu, keinginan kuat KH. Ahmad Dahlan untuk memaju dan mengentaskan masyarakat dari belenggu keterbodohan dan ketertinggalan dengan mengadopsi atau istilah tepatnya menggabungkan antara materi pelajaran agama dengan umum, walaupun hal tersebut belum mendapatkan apresiasi yang baik dari masyarakat kauman pada waktu itu.

C.       Muhammadiyah dalam Organisatoris
Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi masyarakat yang bergerak dalam berbagai bidang kemasyarakatan, mulai dari kesehatan, pendidikan, sosial, budaya dan lain-lain. Tak bisa dipungkiri bahwa keberadaan Muhammadiyah yang semakin berkembang ini menunjukkan sikap Muhammadiyah yang semakin dewasa dan terstuktur secara rapih. Dengan adanya ranting-ranting Muhammadiyah di perkampungan dan pedesaan diharapkan Muhammadiyah bisa menjadi solving problem bagi umat. Begitu pula dengan cabang-cabang Muhammadiyah di tingkat kecamatan yang membawahi ranting-ranting dan daerah-daerah Muhammadiyah ditingkat kabupaten yang membawahi cabang-cabang hingga wilayah-wilayah Muhammadiyah ditingkat wilayah yang menaungi daerah-daerah dibantu dengan majelis-majelis, lembaga-lembaga.
Begitu sistematis, rapih dan dewasa Muhammadiyah telah mengabdikan dirinya untuk umat. Apakah samapai disitu? Saya katakan “Tidak berhenti sampai di situ saja”, Muhammadiyah juga mewadahi bagi kadernya yang ingin berkreasi melalui ortom-ortomnya. Di dunia pelajar terdapat Ikatan Remaja Mumhammadiyah yang sekarang kembali menjadi Ikatan Pelajar Muhammadiyah, mahasiswa dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyahnya, pemuda dengan Pemuda Muhammadiyah, kepanduan dengan Hizbul Wathannya, pencak silat dengan Tapak Sucinya, keputrian terdapat Nasyiatul ‘Aisyiyah dan ‘Aisyiyahnya.
Adapun badan pembantu pimpinan meliputi majelis-majelis dan lembaga-lembaga dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan masing-masing pimpinan.

D.       Muhammadiyah dalam Aspek Ideologis
Dalam aspek yang terakhir ini, kita akan mengenal lebih dekat Muhammadiyah melalui dua landasan, yaitu landasan normatif dan operasional. Akan tetapi sbelum kita mengarah jauh ke arah sana, penulis akan menerangkan terlebih dahulu tentang identitas perjuangan Muhammadiyah.
1.         Identitas Perjuangan Muhammadiyah.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi munkar tentunya mempunyai pedoman hidup yaitu al-Qr’an dan as-Sunnah, sebagaimana yang tercantum dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah. Namun pada dataran praktiknya Muhammadiyah tidak hanya sebagai garakan Islam dan dakwah melainkan pula sebagai gerakan tajdid.
2.         Landasan Normatif Muhammadiyah.
Landasan Normatif bagi pelaksanaan dan aktivitas meliputi tiga hal ;
a.         Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (MADM)
MADM sendiri memuat tujuh pokok pikiran, yaitu;
1)        Pertama, hidup manusia harus berdasar Tauhid Allah, bertuhan dan beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah.
2)        Kedua, hidup bermasyarakat merupakan sunnatullah.
3)        Ketiga, hanya dengan hukum Allah tata kehidupan sosial dapat berjalan dan berkembang secara positif.
4)        Keempat, penempatan Islam sebagai sumber hukum tertinggi merupakan kewajiban manusia.
5)        Kelima, agama Islam adalah agama seluruh utusan Allah, yang mana pengamalannya dengan ittiba’ Rasul.
6)        Keenam, organisasi merupakan alat realisasi ajaran Islam dalam hidup sosial.
7)        Ketujuh, tujuan dan cita-cita hidup Muhammadiyah adalah terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur, yang diridhai Allah –subhanahu wa ta’ala-
8)        Kepribadian Muhammadiyah.
Kepribadian adalah ciri dan sifat-sifat khas Muhammadiyah yang merupakan manifestasi dari jiwa dan semangat Muhammadiyah. Matan rumusan Kepribadian Muhammadiyah meliputi empat hal:
a)         Apakah Muhammadiyah itu?
b)        Dasar Amal Usaha Muhammadiyah.
c)         Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah.
d)        Sifat Muhammadiyah.
e)         Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM)
MKCH sendiri memuat tiga hal pokok yang sebelumnya memuat lima hal yang ditetapkan dalam sudang tanwir di Ponorogo pada tahun 1969 yang kemudian direvisi pada tanwir di Yogyakarta pada tahun 1970 :
·           Pertama, mengandung pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis, seperti keyakinan bahwa Islam adalah agama yang benar disisi Allah yang diwahyukan kepada para Rasul-Nya sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa hingga Nabi pemutup, Muhammad –shallahu ‘alaihi wa sallam-.
·           Kedua, mengandung persoalan menganai faham agama menurut Muhammadiyah; Muhammadiyah mengamalkan ajaran agama Islam berdasarkan al-qur’an dan as-Sunnah. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang: aqidah, akhlak, ibadah, mu’amalat duniawiyah.
Ketiga, mengenai fungsi dan misi Muhammadiyah dalam masyarakat Negara Republik Indonesia.
3.         Landasan Operasional Muhammadiyah.
Landasan operasional merupakan pijakan bagi persyarikatan Muhammadiyah dalam menjalankan aktivitas-aktivitasnya guna mencapai maksud dan tujuan.
Adapun landasan operasional Muhammadiyah meliputi:
a.         AD/ART Muhammadiyah, yang mencakup 17 subsisterm yang terdapat dalam pasal
b.        Khittah Perjuangan Muhammadiyah, yang di dalamnya meliputi :
1)        Hakekat Muhammadiyah,
2)        Muhammadiyah dan Masyarakat,
3)        Muhammadiyah dan Politik,
4)        Muhammadiyah dan Ukhuwah Islamiyah dan
5)        Dasar Program Muhammadiyah.
6)        Visi dan Misi Muhammadiyah.
c.         Keputusan-keputusan Muhammadiyah.


E.       Muhammadiyah Sebagai Organisasi Otonom
1.         Gambaran Umum
Organisasi Otonom Muhammadiyah ialah organisasi atau badan yang dibentuk oleh Persyarikatan Muhammadiyah yang dengan bimbingan dan pengawasan, diberi hak dan kewajiban untuk mengatur rumah tangga sendiri, membina warga Persyarikatan Muhammadiyah tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu pula dalam rangka mencapai maksud dan tujuan Persyarikatan Muhammadiyah.
2.         Struktur dan Kedudukan
Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah sebagai badan yang mempunyai otonomi dalam mengatur rumah tangga sendiri mempunyai jaringan struktur sebagaimana halnya dengan Muhammadiyah, mulai dari tingka pusat, tingkat propinsi, tingkat kabupaten, tingkat kecamatan, tingkat desa, dan kelompok-kelompok atau jama’ah – jama’ah.
a.         Organisasi otonom Muhammmadiyah dibentuk di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1)        Mempunyai fungsi khusus dalam Persyarikatan Muhammadiyah
2)        Mampunyai Potensi dan ruang lingkup nasional
3)        Merupakan kepentingan Persyarikatan Muhammadiyah
b.        Pembentukan Ortom Muhammadiyah ditetapkan oleh Tanwir Muhammadiyah (Lembaga Permusyawaratan Tertinggi setelah Muktamar Muhammadiyah) dan dilaksanakan dengan Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Adapun tujuan pembentukan Ortom Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
1)        Efisiensi dan efektifitas Persyarikatan Muhammadiyah
2)        Pengembangan Persyarikatan Muhammadiyah
3)        Dinamika Persyarikatan Muhammadiyah
4)        Kaderisasi Persyarikatan Muhammadiyah
3.         Hak dan Kewajiban
Dalam kedudukannya sebagai organisasi otonom yang mempunyai kewenangan mengatur rumah tangga sendiri, Ortom Muhammadiyah mempunyai hak dan kewajiban dalam Persyarikatan Muhammadiyah.
a.         Kewajiban Organisasi Otonom Muhammadiyah ialah sebagai berikut :
1)        Melaksanakan Keputusan Persyarikatan Muhammadiyah
2)        Menjaga nama baik Persyarikatan Muhammadiyah
3)        Membina anggota-anggotanya menjadi warga dan anggota Persyarikatan Muhammadiyah ynag baik
4)        Membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan sesama ortom
5)        Melaporkan kegiatan-kegiatannya kepada pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah
6)        Menyalurkan anggota-anggotanya dalam kegiatan gerak dan amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
b.        Adapun hak yang dimiliki oleh Ortom Muhammadiyah ialah sebgai berikut :
1)        Mengelola urusan kepentingan, aktivitas dan amal usaha yang dilakukan organisasi otonomnya
2)        Berhubungan dengan organisasi/ Badan lain di luar Persyarikatan Muhammadiyah
3)        Memberi saran kepada Persyarikatan Muhammadiyah baik diminta atau atas kemauan sendiri
4)        Mengusahakan dan mengelola keuangan sendiri.
4.         Organisasi Otonom dalam Persyarikatan Muhammadiyah
Ortom dalam Persyarikatan Muhammadiyah mempunyai karakteristik dan spesifikasi bidang tertentu. Adapun Ortom dalam Persyarikatan Muhammadiyah yang sudah ada ialah sebagai berikut :
a.         Aisyiyah
b.        Pemuda Muhammadiyah
c.         Nasyiyatul Aisyiyah
d.        Ikatan Pelajar Muhammadiyah
e.         Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
f.          Tapak Suci Putra Muhammadiyah
g.        Hizbul Wathan

F.        Struktur Organisasi Muhammadiyah
1.         Jaringan Kelembagaan Muhammadiyah:
a.         Pimpinan Pusat
b.        Pimpinaan Wilayah
c.         Pimpinaan Daerah
d.        Pimpinan Cabang
e.         Pimpinan Ranting
f.         Jama'ah Muhammadiyah
a.         Majelis
1)        Majelis Tarjih dan Tajdid
2)        Majelis Tabligh
3)        Majelis Pendidikan Tinggi
4)        Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
5)        Majelis Pendidikan Kader
6)        Majelis Pelayanan Sosial
7)        Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
8)        Majelis Pemberdayaan Masyarakat
9)        Majelis Pembina Kesehatan Umum
10)    Majelis Pustaka dan Informasi
11)    Majelis Lingkungan Hidup
12)    Majelis Hukum Dan Hak Asasi Manusia
13)    Majelis Wakaf dan Kehartabendaan
b.        Lembaga
1)        Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting
2)        Lembaga Pembina dan Pengawasan Keuangan
3)        Lembaga Penelitian dan Pengembangan
4)        Lembaga Penanganan Bencana
5)        Lembaga Zakat Infaq dan Shodaqqoh
6)        Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
7)        Lembaga Seni Budaya dan Olahraga
8)        Lembaga Hubungan dan Kerjasama International
3.         Organisasi Otonom
a.         Aisyiyah
b.        Pemuda Muhammadiyah
c.         Nasyiyatul Aisyiyah
d.        Ikatan Pelajar Muhammadiyah
e.         Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
f.         Hizbul Wathan
g.        Tapak Suci

G.    Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
1.         Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
2.         Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi.
3.         Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
a.         Al-Qur'an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;
b.        Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur'an yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
4.         Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang:
a.         'Aqidah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
b.        Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur'an dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia
c.         Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
d.        Muamalah Duniawiyah
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu'amalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT
5.         Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi Allah SWT:
"BALDATUN THAYYIBATUB WA ROBBUN GHOFUR"
(Keputusan Tanwir Tahun 1969 di Ponorogo)

Catatan:
Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah:
a.         Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta;
b.        Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta.


Lambang Organisasi






http://www.muhammadiyah.or.id/muhfile/image/Image%20Konten/lambang-muhammadiyah.jpg

Bentuk Lambang
Lambang persyarikatan berbentuk matahari yang memancarkan  duabelas sinar yang mengarah ke segala penjuru dengan sinarnya yang putih bersih bercahaya. Di tengah-tengah matahari terdapat tulisan dengan huruf Arab : Muhammadiyah. Pada lingkaran yang mengelilingi tulisan huruf Arab berwujud kalimat syahadat tauhid : asyhadu anal ila,ha illa Allah (saya bersaksi bahwasannya tidak ada Tuhan kecuali Allah); di lingkaran sebelah atas dan pada lingkaran bagian bawah tertulis kalimat syahadat Rasul : wa asyhadu anna Muhammaddar Rasulullah (dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah). Seluruh Gambar matahari dengan atributnya berwarna putih dan terletak di atas warna dasar hijau daun.
Arti Lambang
·         Matahari merupakan titik pusat dalam tata surya dan merupakan sumber kekuatan semua makhluk hidup yang ada di bumi. Jika matahari menjadi kekuatan cikal bakal biologis, Muhammadiyah diharapkan dapat menjadi sumber kekuatan spiritual dengan nilai-nilai Islam yang berintikan dua kalimat syahadat.
·         Duabelas sinar matahari yang memancar ke seluruh penjuru diibaratkan sebagai tekad dan semagat warga Muhammadiyah dalam memperjuangkan Islam, semangat yang pantang mundur dan pantang menyerah seperti kaum Hawari (sahabat nabi Isa yang berjumlah 12)
·         Warna Putih pada seluruh gambar matahari melambangkan kesucian dan keikhlasan
·         Warna Hijau yang menjadi warna dasar melambangkan kedamaian dan dan kesejahteraan.
Warna Organisasi
Hijau Daun
Lagu
Mars Sang Surya



H.       Lahirnya Muhammadiyah di daerah ( Minang Kabau )
Organisasi Muhammadiyah pada mulanya didirikan pada tanggal 18 Nopember 1912 M atau bertepatan dengan 13 Zulhijah 1330 H di Yogyakarta oleh KH Ahmad Dahlan. Dasar pendiriannnya adalah untuk mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan Al Qur’an dan sunnah karena pada masa itu praktek agama Islam telah bercampur  dengan tahyul bida’ah dan churafat atau yang dikenal dengan penyakit TBC.
Organisasi ini kemudian dibawa ke Minangkabau oleh Buya AR Sutan Mansur yang kemudian menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama dengan adik iparnya yaitu Buya Hamka atas restu dari Inyiak DR atau Syeikh Abdul Karim Amrullah. Bukittinggi pernah menjadi tuan rumah Kongres Muhammadiyah yang juga dihadiri oleh Nyai Ahmad Dahlan, isteri KH Ahmad Dahlan sendiri.
Di Tanjung Alam, pendirian Muhammadiyah juga menghadapi tantangan yang sangat berat mengingat pada masa itu umumnya masyarakat khawatir kehadiran organisasi Muhammadiyah akan memecah belah “ukhuwah islamiyah” dan persatuan masyarakat Tanjung Alam. Terlepas dari pro dan kontra, akhirnya Muhammadiyah berdiri tahun 1974 yang didirikan oleh Nazaruddin Sutan Muntiko Basa sebagai ketua pertama dan Nasrul Sutan Sati sebagai bendahara. Pada waktu pendiriannya di TK Perpeta Tanjung Alam juga dihadiri oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah IV Angkat Candung yaitu Ustadz H. Nazir Nurdin, Angku Khatib Masjid Nurul Huda Tanjung Alam, Angku Hadjam Hakim dan lain-lain. Salah seorang warga suku Pili Tanjung Alam yaitu Haji Mukhtar kemudian mewakafkan tanahnya yang terletak di depan Masjid Nurul Huda untuk digunakan bagi pendirian gedung Muhammadiyah.
Sepeninggal Nazaruddin Sutan Muntiko Basa pada tahun 1986, Pimpinan Muhammadiyah Ranting Tanjung Alam diketuai oleh Ripin Sutan Pono Ameh. Organisasi ini menjalankan kegiatannya seperti menyantuni fakir miskin dan anak-anak yatim, membuka madrasah, koperasi simpan pinjam, memberikan pengajian rutin mingguan dan didikan subuh anak-anak dan didikan Shalat Tarawih pada bulan suci Ramadhan.
Organisasi ini kemudian cukup berkembang sehingga seringkali didatangi oleh berbagai pimpinan Muhammadiyah baik dari Wilayah Sumatera Barat maupun dari daerah lain seperti Bangkinang. Sementara itu berbagai kegiatan yang dilaksanakan tersebut juga telah berhasil tidak hanya menjangkau masyarakat Tanjung Alam tetapi juga di jorong lain seperti Tanjung Medan, Batang Buo dan Pilubang serta mencetak generasi muda yang memiliki kesadaran beragama yang cukup tinggi. Salah satu keberhasilan yang dilakukan oleh gerakan Muhammadiyah adalah menanamkan kesadaran beragama terhadap generasi muda khususnya yang menempuh pendidikan sekuler. Sebelumnya kegiatan keagamaan hanya didominasi oleh tamatan sekolah agama seperti Thawalib Padang Panjang.
Disamping itu, pendidikan agama yang dikelola oleh Muhammadiyah memperkenalkan system yang lebih modern seperti menggunakan meja tulis yang dulunya hanya memakai system halakah dan kurikulum yang diajarkan tidak hanya pendidikan agama semata-mata namun juga memperkenalkan ilmu dunia lainnya seperti bahasa Inggris, tata boga, keorganisasian, managemen dan Kemuhammadiyahan. Dalam waktu tertentu juga dilaksanakan kursus dan pelatihan seperti: Leadership (kepemimpinan), Training Keorganisasian, Darmawisata dan lain-lain.
Sejak meninggalnya Nasrul Sutan Sati pada tahun 1989 dalam suatu kecelakaan lalu lintas di Lubuk Alung, jurang komunikasi yang semula sangat lebar dengan pihak Nagari Tanjung Alam mulai dibenahi oleh pengurusnya berikutnya dibawah pimpinan H. Muhardi Radjab, SH. Tidak beberapa lama kemudian, Madrasah Ibtidayah Muhammadiyah (MIM) yang dibina Muhammadiyah Ranting Tanjung Alam disepakati sebagai pengganti Tampat Pendidikan Al Quran (TPA) Perpeta sehingga pelaksanaan Khatam Al Quran murid MIM mulai diselenggarakan oleh pihak Nagari.










BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sejak didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1912, Muhammadiyah terus berkembang begitu pesatnya hingga kini. Hal tersebut bisa kita jumpai mulai dari berbagai kajian dari tingkat ranting hingga tingkat pusat, juga adanya berbagai amal usaha, lembaga-lembaga, ortom-ortom yang bernaung di bawah organisasi yang usianya hampir satu abad ini telah menyebar di seluruh pelosok tanah air.
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Latar belakang KH Ahmad Dahlan memilih nama Muhammadiyah  yang pada masa itu sangat asing bagi telinga masyarakat umum adalah untuk memancing rasa ingin tahu dari masyarakat, sehingga ada celah untuk memberikan penjelasan dan keterangan seluas-luasnya tentang agama Islam sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah SAW.

B.     Saran - saran
1.         Jangan dijadikan sebuah perbedaan menjadi sebuah pemecah, Allah SWT menciptakan semua perbadaan dengan tujuan untuk saling melengkapi, bersatu dan mendukung.
2.         Muhammadiyah organisasi yang terbuka bahkan siap membangun bangsa dan negara,








Daftar Pustaka
http://pcimlibya.wordpress.com/2009/05/15/mengenal-muhammadiyah-lebih-dekat/