Sabtu, 27 Oktober 2012

SAP nutrisi balita



SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
( SAP )

Diagnosa Keperawatan    : Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi tepat pada
balita berhubungan dengan kurangnya informasi
Pokok Bahasan                : Nutrisi Pada Balita
Sub Pokok Bahasan         : Pemenuhan Nutrisi balita dan menu makanan ideal
Sasaran                             : Keluarga
Waktu                              : 1 x 20 menit
Pertemuan                        : Pertama
Tempat                             : Bangsal anak melati
Tanggal                            : 23 Februari 2012
Penyuluh                          : Perawat Windra Bangun S

                                             I.            Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan keperawatan selama 1 x 20 menit, diharapkan keluarga Tn S, terutama Ny S mengetahui pentingnya akan nutrisi pada balita dan mampu memberikan nutrisi terbaik bagi anak mereka.

                                          II.            Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 20 menit mengenai Nutrisi pada Balita, maka keluarga Tn S diharapkan :
a.         Mampu mengenal apa itu balita
b.        Mengetahui Peran makanan bagi Balita
c.         Mengetahui Penyebab balita kurang nafsu makan
d.        Mampu memilih makanan yang tepat sebagai nutrisi terpenting balita
                                       III.            Pokok Materi
a.         Pengertian Balita
b.        Peran makanan bagi balita
c.         Penyebab balita kurang nafsu makan
d.        Makanan yang tepat bagi balita

                                       IV.            Kegiatan Belajar Mengajar
a.        Metode
Ceramah dan tanya jawab
b.        Media
Lembar balik, leaflet
c.         Sumber
Hidayat, Aiziz Alimul. Pengantar Ilmu keperawatan Anak. Buku 1. jakarta: Salemba Medika. 2006
d.        Strategi Pelaksanaan
Waktu
Tahap

Respon
4 menit
Orientasi
   Memberi salam

   Mengingatkan kontrak


   Menjelaskan maksud dan tujuan
   Menanyakan kesediaan

   Klien menjawab Salam
   Klien mengingat waktu yang disepakati
   Klien mengerti maksud dan tujan
   Keluarga Tn S bersedia mengikuti penkes

12 menit
Kerja
   Menjelaskan arti balita
   Menjelaskan peran makanan bagi balita
   Menyebutkan penyebab balita kurang nafsu makan
   Menjelaskan makanan yang tepat bagi balita



5 menit
Terminasi
   Melakukan evaluasi




   Memberikan reward



   Mengucapkan salam penutup

   Tn S dan Ny. S bertanya dan mampu menyebutkan kembali penjelasan dari perawat
   Keluarga merasa semangat dan senang
   Tn. S dan Ny. S menjawab salam


                                          V.            Evaluasi
a.        Evaluasi persiapan
    Materi sudah siap dan dipelajari 2 hari sebelum pendidikan kesehatan di mulai.
    Media sudah siap 2 hari sebelum pendidikan kesehatan di mulai.
    Tempat sudah siap 3 jam sebelum pendidikan kesehatan dimulai.
    SAP sudah siap 3 hari sebelum di lakukan pendidikan kesehatan di mulai.
b.        Evaluasi proses.
    Peserta didik datang tepat waktu
    Peserta didik memperhatikan penjelasan perawat
    Media dapat digunakan secara aktif


c.         Evaluasi hasil
    Menyebutkan kembali pengertian balita
    Menyebutkan kembali peran makanan bagi balita
    Menyebutkan kembali penyebab balita kurang nafsu makan
    Menyebutkan kembali makanan yang tepat bagi balita

                                       VI.            Materi
Terlampir











Lampiran
Nutrisi pada Balita
A.      Mengenal Balita
Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya. Utamanya, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu tahun mulai menerima makanan padat seperti orang dewasa.
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar.
Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal sebagai “ masa keras kepala “. Akibat pergaulan dengan lingkungannya terutama dengan anak-anak yang lebih besar, anak mulai senang jajan. Jika hal ini dibiarkan, jajanan yang dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga anak kurang gizi.

B.       Peran makanan bagi Balita
Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.
a.         Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.

b.        Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus atau rusak.
c.         Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur.
    Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
    Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
    Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.

C.      Penyebab Balita Kurang Nafsu Makan
a.        Faktor organis
b.        Faktor Psikologis
Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut :
    Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan menangis
    Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran tertentu sehingga anak menjadi tertekan
    Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan
    Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang diberikan tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan
    Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua orang tuanya.
c.         Faktor Pengaturan makanan kurang baik
Anak makan tidak teratur baik waktu atau jenis makanan yang serba makan tanpa memperhatikan makanan pokoknya.



D.      Makanan Tepat bagi Balita
a.        ASI
Diberikan sampai umur 6 bulan tanpa diberikan makanan lain. Alasannya :
    Kandungan Gizi ASI sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi
    Pencernaan bayi belum mampu menerima makanan selain ASI
    Mencegah timbulnya alergi
    Menjalin kasih sayang ibu dan anak
    Penting untuk dasar perkembangan fisik mental bayi
    Pemberian makanan lain dapat mengurangi produksi ASI
    Menunda Kehamilan
    Melindungi tubuh dari penyakit
b.        Makanan Pendamping ASI
Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi yang diberikan pada bayi untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya diberikan dari umur 6 bulan sampai 24 bulan.
Makanan Pendamping ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan Keluarga
Syarat makanan Pendamping ASI :
    Memenuhi kebutuhan zat-zat gizi
    Bentuk dan porsi disesuaikan dg daya terima dan keadaan fisik
    Makanan disesuaikan dengan usia, kebiasaan makan dan selera
    Bahan makanan tersedia di tempa.
    Bersih
Misalnya : Bubur susu, biskuit + air susu, pepaya saring, pisang saring, makanan pendamping ASI berbentuk lumat diberikan  pada umur 6-9 bulan 2x sehari jika bayi masih lapar bisa ditambah.
Berbentuk lunak misalnyabubur nasi, bubur ayam, bubur kacang ijo diberikan pada umur 9- 12 bulan 3x  perhari.
c.         Makanan Pengganti ASI
Diberikan jika hanya ASI tidak dapat diberikan karena sesuatu. Pemberian ASI atau pengganti ASI diteruskan sampai umur 24 bulan.
Gunakan takaran dalam mengencerkan PASI sesuai petunjuk, Gunakan air yang mendidih, sterilkan botol dengan direbus, jangan disimpan lama





Daftar Pustaka
Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.
Hidayat, Aiziz Alimul. Pengantar Ilmu keperawatan Anak. Buku 1. jakarta: Salemba Medika. 2006