Kamis, 27 Oktober 2011

kecemasan penyakit kronik


MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS KECEMASAN PADA KLIEN PENYAKIT KRONIK

Disusun Sebagai tugas kelompok presentasi










Disusun Oleh:
Windra Bangun Sucipto

.



PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIII
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES ) MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2011

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati.
Peran perawat sangat konprehensif dalam menangani pasien karena peran perawat adalah membimbing rohani pasien yang merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan kesehatan dalam upaya memenuhi kebutuhan biologis-psikologis-sosiologis-spritual (APA, 1992 ), karena pada dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual ( Basic spiritual needs, Dadang Hawari, 1999 )
Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan WHO yang menyatakan bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari pengertian kesehataan seutuhnya (WHO, 1984)
B.     Rumusan Masalah
·                Apa pengertian penyakit KRONIK ?
·                Apa arti cemas ?
·                Bagaimana diagnosa pada klien penyakit kronik ?
·                Bagaimana rencana tindakan yang kita lakukan pada klien penyakit kronis ?

C.    Tujuan
Setelah membaca makalah ini diharapkan kita mengetahui, apa penyakit kronis dan kecemasan klien yang berhubungan dengan kasus penyakit kronis serta rencana penanganannya.

D.    Sistematika Penulisan
Makalah ini tersusun atas BAB I PENDAHULUAN yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sistematika penulisan; BAB II PEMBAHASAN terdiri dari pengertian penyakit kronis, kecemasan, pengkajian klien, diagnosa keperawatan, rencana tindakan; BAB III PENUTUP terdiri dari kesimpulan dan daftar Pustaka.\


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Penyakit Kronik
Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan penyakit berlangsung lama sampai bertahun-tahun, bertambah berat, menetap dan sering kambuh. (Purwaningsih dan Karbina, 2009).
Ketidakmampuan atau ketidakberdayaan merupakan persepsi individu bahwa segala tindakannyatidak akan mendapatkan hasil suatu keadaan dimana individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan. (Purwaningsih dan Karbina, 2009).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit kronik yang dialami oleh seorang pasien dengan jangka waktu yang lama dapat menyebabkan seorang klien mengalami ketidakmampuan contohnya saja kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan.

B.     Pengertian Kecemasan
Anxietas adalah perasaan yang difius, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang tertentu. Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebih, sakit kepala dll. Disertai dengan rasa ingin bergerak dan gelisah. “ ( Harold I. LIEF)  “Anenvous condition of unrest” ( Leland E. HINSIE dan Robert S CAMBELL)
Anxietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa aman, keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya.” ( J.J GROEN)

C.    Sifat Penyakit Kronik
Menurut Wristht Le (1987) mengatakan bahwa penyakit kronik mempunyai beberapa sifat diantaranya adalah :


·           Progresi
Penyakit kronik yang semakin lama semakin bertambah parah. Contoh penyakit jantung.
·           Menetap
Setelah seseorang terserang penyakit, maka penyakit tersebut akan menetap pada individu. Contoh penyakit diabetes mellitus.
·           Kambuh
Penyakit kronik yang dapat hilang timbul sewaktu-waktu  dengan kondisi yang sama atau berbeda. Contoh penyakit arthritis

D.    Dampak Penyakit kronis pada Klien
Dampak yang dapat ditimbulkan dari penyakit kronik terhadap klien diantaranya (Purwaningsih dan kartina, 2009) adalah :
1.         Dampak psikologis
Dampak ini dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, yaitu :
   Klien menjadi pasif
   Tergantung
   Kekanak-kanakan
   Merasa tidak nyaman
   Bingung
   Merasa menderita
2.         Dampak somatic
Dampak somatic adalah dampak yang ditimbulkan oleh tubuh karena keadaan penyakitnya. Keluhan somatic sesuai dengan keadaan penyakitnya. Contoh : DM adanya Trias P
   Dampak terhadap gangguan seksual
Merupakan akibat dari perubahan fungsi secara fisik (kerusakan organ) dan perubahan secara psikologis (persepsi klien terhadap fungsi seksual).
   Dampak gangguan aktivitas
Dampak ini akan mempengaruhi hubungan sosial sehingga hubungan social dapat terganggu baik secara total maupun sebagian.


E.     Respon Klien pada Dampak Penyakit Kronis
Penyakit kronik dan keadaan terminal dapat menimbulkan respon Bio-Psiko-Sosial-Spritual ini akan meliputi respon kehilangan. (Purwaningsih dan kartina, 2009)
·           Kehilangan kesehatan
Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kesehatan dapat berupa klien merasa takut , cemas dan pandangan tidak realistic, aktivitas terbatas.
·           Kehilangan kemandirian
Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kemandirian dapat ditunjukan melalui berbagai perilaku, bersifat kekanak-kanakan, ketergantungan
·           Kehilangan situasi
Klien merasa kehilangan  situasi yang dinikmati sehari-hari bersama keluarga kelompoknya
·            Kehilangan rasa nyaman
Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi tubuh seperti panas, nyeri, dll
·           Kehilangan fungsi fisik
Contoh dampak kehilangan fungsi organ tubuh seperti klien dengan gagal ginjal harus dibantu melalui hemodialisa
·           Kehilangan fungsi mental
Dampak yang dapat ditimbulkan dari kehilangan fungsi mental seperti klien mengalami kecemasan dan depresi, tidak dapat berkonsentrasi dan berpikir efisien sehingga klien tidak dapat berpikir secara rasional
·           Kehilangan konsep diri
Klien dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup bentuk dan fungsi sehingga klien tidak dapat berpikir secara rasional (bodi image) peran serta identitasnya. Hal ini dapat  akan mempengaruhi idealism diri dan harga diri rendah
·           Kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga

F.     Perilaku Klien Dengan Penyakit Kronis
Ada beberapa respon emosional yang muncul pada pasien atas penyakit kronis yang dideritanya oleh klien atau individu (Purwaningsih dan kartina, 2009), yaitu :

1.         Penolakan ( Denial )
Reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis seperti jantung, stroke dan kanker. Atas penyakit yang dideritanya ini, pasien akan memperlihatkan sikap seolah-olah penyakit yang diderita tidak terlalu berat (menolak untuk mengakui bahwa penyakit yang diderita sebenarnya berat) dan menyakini bahwa penyakit kronis ini akan segera sembuh dan hanya akan memberi efek jangka pendek (menolak untuk mengakui bahwa penyakit kronis ini belum tentu dapat disembuhkan secara total dan menolak untuk mengakui bahwa ada efek jangka panjang atas penyakit ini, misalnya perubahan body image).
2.         Cemas
Setelah muncul diagnosa penyakit kronis, reaksi kecemasan merupakan sesuatu yang umum terjadi. Beberapa pasien merasa terkejut atas reaksi dan perubahan yang terjadi pada dirinya bahkan membayangkan kematian yang akan terjadi padanya.. Perubahan fisik yang terjadi dengan cepat akan memicu reaksi cemas pada individu dengan penyakit kanker.
3.         Depresi
Depresi juga merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis. Kurang lebih sepertiga dari individu penderita stroke, kanker dan penyakit jantung mengalami depresi.

G.    Konsep Asuhan Keperawatan Penyakit Kronik dan Ketidakmampuan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit kronis meliputi proses keperawatan dari pengkajian, diagnose dan perencanaan (Purwaningsih dan kartina, 2009) :
a)        Pengkajian
Pada proses keperawatan pengkajian dilakukan terhadap klien, keluarga, dan lingkungan.
Pengkajian terhadap klien
Hal-hal yang perlu dikaji adalah :
1)        Respon emosi klien terhadap diagnose
2)        Kemampuan mengekspresikan perasaan sedih terhadap situasi
3)        Upaya klien dalam mengatasi situasi
4)        Kemampuan dalam mengambil dan memilih pengobatan
5)        Persepsi dan harapan klien dan Kemampuan mengingat masa lalu

 Pengkajian keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji adalah :
1)        Respon keluarga terhadap klien
2)        Ekspresi emosi keluarga dan toleransinya
3)        Kemampuan dan kekuatan keluarga yang diketahui
4)        Kapasitas dan system pendukung yang ada
5)        Pengertian oleh pasangan sehubungan dengan gangguan fungsional
6)        Identifikasi keluarga terhadap perasaan sedih akibat kehilangan dan perubahan yang terjadi
Pengkajian lingkungan
1)        Sumber daya yang ada
2)        Stigma masyarakat terhadap keadaan normal dan penyakit
3)        Kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan
4)        Ketersediaan fasilitas partisifasi dalam asuhan keperawatan kesempatan kerja

H.    Diagnosa Keperawatan yang mungkin terjadi
1.      Kecemasan berhubungan dengan ancaman atau perubahan status kesehatan
2.      Defisit perawatan diri personal Hygine berhubungan dengan ketidak mampuan dan ketidak pedulian karena stres

I.       Intervensi
Tanggal
No DX
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional


1

Tujuan :
Agar klien kuat, tabah dan perilaku kecemasan tidak ada

Kriteria Hasil :
   Ansietas berangsur berkurang
   Menunjukan koping yang baik
   Bisa bertukar pikiran dan perasaan

Kaji tingkat kecemasan klien dari ttv, nafsu makan,

Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat anti ansietas jika diperlukan.

Beri dorongan pada klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan

Berikan pengalihan hiburan berupa mambaca, menonton dan mendengar musik

Tanya tentang harapan klien


Untuk keluarga berikan penyuluhan dan ajak untuk bersama sama memotivasi klien

Berikan terapi penenang baik distraksi relaksasi ataupun kolaborasi spiritual



Untuk mengetahui kecemasan klien



Agar klien lebih tenang saat agresif




Agar klien tenang dan menerima




Untuk menghibur klien saat kesepian




Agar klien merasa diperhatikan dan tidak sendiri

Agar ansietas lebih cepat diatasi





Agar klien menerima dan berserah diri namun tetap semangat.



2

Tujuan :
Agar klien bersih dan menunjukan perawatan diri yang mandiri

Kriteria Hasil :
  Mengungkapkan secara verbal kepuasaan akan kebersihan dirinya
  Melaksanakan personal hygine
  Klien nampak bersih dari pakaian


Bantu klien untuk personal hygine sesuai kebutuhan yang di anjurkan

Dukung kemandirian untuk melakukan personal hygine jika memungkinkan

Berikan kesadaran klien akan pentingnya kebersihan diri baik secara kesehatan, agama maupun sosial


Agar kebutuhan kebersihan terpenuhi secara baik


Agar klien bisa berlatih mandiri





Agar klien lebih memperhatikan dan sadar pentingnya kebersihan diri












BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Disimpulkan bahwa penyakit kronik yang dialami oleh seorang pasien dengan jangka waktu yang lama dapat menyebabkan seorang klien mengalami ketidakmampuan contohnya saja kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan.
Anxietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa aman, keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya.”
Kecemasan adalah respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif di alami dan dikomunikasikan secara interversonal. Hal ini bisa di kaji dengan melihat stresos predisposisi dan stresor presipitasi dan faktor yang lainnya. Sehingga kita sebagai seorang perawat bisa menerapkan proses keperawatan pada klien dengan gangguan ansietas









Daftar Pustaka

Videbeck,Sheila L.Buku Ajar Keprawatan Jiwa.EGC,Jakarta
Suliswati,dkk.Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa.EGC,Jakarta
Carpenito (2000),Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis,Ed. Ke-6,EGC,Jakarta