Kamis, 27 Oktober 2011

makalah obat parenteral


MAKALAH
PEMBERIAN OBAT PARENTERAL

Disusun Sebagai tugas Akhir PKK











Disusun Oleh:
Windra Bangun Sucipto
( A 01001394 )


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIII
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES ) MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2011




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Salah satu bentuk sediaan steril adalah injeksi. Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Dimasukkan ke dalam tubuh dengan menggunakan alat suntik.
Suatu sediaan parenteral harus steril karena sediaan ini unik yang diinjeksikan atau disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa ke dalam kompartemen tubuh yang paling dalam. Sediaan parenteral memasuki pertahanan tubuh yang memiliki efesiensi tinggi yaitu kulit dan membran mukosa sehingga sediaan parenteral harus bebas dari kontaminasi mikroba dan bahan-bahan beracun dan juga harus memiliki kemurnian yang dapat diterima.

B.     Rumusan Masalah
    Apa yang dimaksud dengan pemberian obat parenteral ?
    Apa tujuan Pemberian secara parenteral ?
    Bagaimana caranya memberikan ?
    Mengenal tindakan sesuai SOP

C.    Tujuan
Dengan membaca makalah ini diharapkan kita mengetahui dan mengerti akan cara pemberian sesuai SOP dan melaksanakan mengingat SOP sangatlah penting.

D.    Sistematika penulisan
Makalah ini tersusun atas BAB I PENDAHULUAN yang tersusun atas Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Sistematika Penulisan; BAB II PEMBAHASAN Terdiri dari Mengenal pengobatan parenteral,, macam macam cara pemberian, peralatan yang dibutuhkan, Analisa Prasat, BAB III PENUTUP Terdiri dari Kesimpulan dan Daftar Pustaka.





A.    Definisi Pemberian Obat Parenteral
Memasukan obat tertentu ke dalam jaringan tubuh dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir atau menembus suatu atau lebih lapisan kulit atau membran mukosa menggunakan alat suntik. ( depkes RI 1994 )
Obat dimasukan ke dalam kulit, dibawah kulit, kedalam otot dan ke dalam vena dan pemberian ini lebih cepat diserap daripada melalui oral. ( WHO 1998 )
Jadi pemberian obat perenteral adalah pemberian obat atau cairan dengan cara dimasukan langsung kedalam kulit, dibawah kulit, kedalam otot ataupun ke dalam vena.

B.     Tujuan
    Mencegah penyakit dengan jalan memberikan kekebalan atau imunisasi (misalnya DPT, BCG) dll
    Mempercepat reaksi obat dalam tubuh untuk mempercepat proses penyembuhan.
    Melaksanakan uji coba obat
    Melaksanakan tindakan diagnostik
Pemberian obat parenteral diberikan kepada :
1.         Pasien yang memerlukan obat dengan reaksi cepat.
2.         Klien yang tidak bisa diberikan obat melalui mulut
3.         Klien dengan penyakit tertentu yang hanya bisa mendapatkan pengobatan secara suntikan ( misalnya insulin)

C.    Mengenal Alat Injeksi
Untuk memberikan obat secara parenteral perawat menggunakan vial atau ampul, spuit dan jarum. Spuit mempunyai 3 bagian yaitu ujung yang berhubungan dengan jarum, bagian luar atau barrel dimana skala tercetak biasanya dalam mililiter, yang terakhir adalah plunger yang pas dengan bagian dalam barrel dan digunakan untuk mendorong obat dalam jarum. Ingat spuit plastik harus dibuang setelah dipakai
Jarum, memiliki tiga bagian juga yaitu ; hub bagian yang dilepaskan dari spuit, batang tipis yang dipasang pada hub, bevel yaitu bagian landai di ujung. Jarum dengan diameter terbesar adalah gauge 14 dan yang terkecil adalah gauge 28.


D.    Macam Cara Pemberian Obat Parenteral
Penyuntikan dilakukan dengan cara :
    Intra cutan
    Subcutan
    Intra muscular
    Intravena
    Perbolus ( prinsip sama dengan intravena )

E.     Cara Pemberian Injeksi
Injeksi merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh hampir setiap perawat juga harus dapat melakukannya. Namun pemberian obat ini juga harus mengetahui dimana tempat yang seharusnya dilakukan. Berikut adalah cara pemberian injeksi sesuai SOP.

E.1 Injeksi Intracutan
Adalah pemberian obat atau cairan dengan cara dimasukan langsung ke kulit.
Tujuan :
Melaksanakan uji coba obat tertentu ( skin test )
Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu misalnya pada tuberculin test
Peralatan :
    Sarung tangan 1 pasang
    Perlak dan pengalas
    Spuit sesuai ukuran
    Nampan
    Jarum steril
    Obat sesuai program
    Kapas alkohol dalam kom
    Bengkok dan bolpoin
Prosedur Pelaksanaan
Tahap Pra Interaksi
    Melakukan verifikasi data sebelumnya
    Mencuci tangan
    Menyiapkan obat sesuai prinsip ( mengambil 0,1 cc dan encerkan lagi dengan aquades hingga menjadi 1cc. 0,1 cc sebelumnya diambil dari 5 cc obat yang sudah diencerkan )
    Membawa alat ke dekat klien dengan hati hati
Tahap Orientasi
    Memberikan salam
    Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
    Menanyakan kesiapan klien
Tahap kerja
    Membaca tasmiyah
    Mengatur posisi klien sesuai kebutuhan , Memasang perlak dan alasnya
    Membebaskan daerah yang akan di injeksi
    Memakai handscoon
    Bersihkan kulit yang akan disuntik menggunakan kapas alkohol
    Gunakan ibu jari dan telunjuk untuk meregangkan kulit
    Tusukan spuit dengan kemiringan 15 – 20 , jarum masuk kurang lebih 0,5 cm
    Masukan obat secara perlahan, pastikan ada benjolan kira kira satu biji kacang lalu Cabut jarum dari tempat penusukan
    Beri tanda lingkaran pada benjolan tadi.
    Buang spuit kedalam bengkok.
Tahap Terminasi
    Merapikan pasien
    Membaca tahmid, berpamitan dengan klien dan keluarganya
    Bereskan alat alat
    Cuci tangan
    Dokumentasi

E.2 Injeksi Sub Cutan
Pengertian :
Memberikan obat melalui suntikan dibawah kulit yang dilakukan pada lengan atas sebelah luar, pada bagian luar daerah dada dan daerah yang dianggap perlu.
( dep kes RI 1994 )
Injeksi subcutan adalah memasukan obat ke dalam jaringan lemak tepat dibawah kulit ( WHO 1998 )
Jadi kesimpulannya injeksi Sub Cutan adalah Pemberian obat dengan cara dimasukan langsung kebawah kulit.
Lokasi :
Area vaskular disekitar bagian lengan luar atas, abdomen dari batas bawah costa sampai iliaca dan bagian anterior paha.
Peralatan :
    Sarung tangan 1 pasang
    Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
    Jarum steril
    Kapas alkohol dalam kom
    Perlak dan pengalas
    Obat sesuai program terapi
    Baki atau troli
    Bengkok 1
Prosedur Injeksi :
Tahap Pra Interaksi
    Lakukan verifikasi data
    Mencuci tangan
    Menyiapkan obat sesuai aturan
    Membawa alat ke dekat klien
Tahap Orientasi :
    Memberikan salam
    Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
    Menanyakan kesiapan klien
Tahap Kerja :
    Baca tasmiyah
    Atur posisi klien sesuai kebutuhan
    Pasang perlak dan pengalas
    Bebaskan daerah yang akan di injeksi
    Pakailah handscoon
    Bersihkan kulit menggunakan kapas alkohol dari dalam ke luar
    Masukan spuit dengan sudut 45
    Lakukan aspirasi, pastikan tidak ada darah masuk ke spuit
    Masukan obat secara perlahan
    Cabut jarum
    Buang spuit dalam bengkok
Tahap terminasi :
Rapikan klien, lakukan evaluasi, membaca tahmid, berpamitan, bereskan alat, cuci tangan lalu dokumentasi.

E.3 Injeksi Intra Muscular
Definisi :
Adalah pemberian obat atau cairan dengan cara dimasukan langsung kedalam otot.
Lokasi :
    Otot vastus lateralis
    Otot ventrogluteal
    Otot deltoid
    Dorsa gluteus
    Sepertiga sias atas
Kecepatan Obat :
Rute IM memungkinkan absorbsi obat yang lebih cepat daripada SC karena pembuluh darah lebih banyakdi otot. Berlangsung sekitar antara 10 – 30 menit.
Peralatan :
    Sarung tangan 1 pasang
    Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
    Jarum steril
    Kapas alkohol dalam kom
    Perlak dan pengalas
    Obat sesuai program terapi
    Baki atau troli
    Bengkok 1
Prosedur Injeksi :
Tahap Pra Interaksi
    Lakukan verifikasi data
    Mencuci tangan
    Menyiapkan obat sesuai aturan
    Membawa alat ke dekat klien
Tahap Orientasi :
    Memberikan salam
    Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
    Menanyakan kesiapan klien

Tahap Kerja :
    Atur posisi klien
    Pasanglah perlak
    Bebaskan daerah yang akan di injeksi
    Pakailah handscoon
    Tentukan tempat penyuntikan
    Bersihkan kulit dengan kapas alkohol
    Regangkan kulik, masukan spuit dengan sudut 90 derajat, dengan kedalaman 2/3 jarum
    Lakukan aspirasi, pastikan tidak ada darah masuk ke spuit
    Masukan obat secara perlahan
    Cabut jarum, tekan daerah tusukan menggunakan kapas alkohol.
    Buang spuit dalam bengkok
Tahap terminasi :
    Rapikan klien, lakukan evaluasi, membaca tahmid, berpamitan, bereskan alat, cuci tangan lalu dokumentasi.

E.4 Injeksi Intra Vena
Definisi :
Adalah pemberian obat dengan cara dimasukan langsung kedalam pembuluh darah vena.
Lokasi :
Pada vena yang nampak jelas, lurus, jauh dari tulang
Kecepatan Obat :
Menghasilkan efek tercepat sekitar 18 detik
Peralatan :
Peralatan :
    Sarung tangan 1 pasang
    Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
    Jarum steril
    Torniquet
    Kapas alkohol dalam kom
    Perlak dan pengalas
    Obat sesuai program terapi
    Baki atau troli
    Bengkok 1
Prosedur injeksi :
Tahap Pra Interaksi
    Lakukan verifikasi data
    Mencuci tangan
    Menyiapkan obat sesuai aturan
    Membawa alat ke dekat klien
Tahap Orientasi :
    Memberikan salam
    Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
    Menanyakan kesiapan klien
Tahap Kerja :
    Membaca tasmiyah
    Mengatur posisi klien dan pilih vena dari arah distal
    Memasang perlak dan alasnya
    Bebaskan daerah yang akan di injeksi
    Ikat dengan torniquet 5 cm proksimal yang akan di tusuk
    Pakailah handscoon
    Bersihkan kulit dengan kapas alkohol dari dalam ke luar
    Pegang spuit dengan sudut 30
    Tusukan dengan kemiringan 30
    Lakukan aspirasi dan pastikan darah masuk ke spuit
    Buka torniquet
    Masukan obat secara perlahan
    Cabut spuit dan tekan daerah tusukan dengan kapas alkohol
    Buang spuit dalam bengkok.
Tahap terminasi :
    Rapikan klien, lakukan evaluasi, membaca tahmid, berpamitan, bereskan alat, cuci tangan lalu dokumentasi.

E.5 Injeksi Bolus Intra Vena
Adalah pemberian obat dengan cara dimasukan langsung kedalam pembuluh darah vena yaitu melalui bolus.
Prinsipnya sama dengan intra vena yaitu obat dimasukan ke dalam pembuluh vena.
Untuk peralatan :
    Sarung tangan 1 pasang
    Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
    Jarum steril
    Kapas alkohol dalam kom
    Perlak dan pengalas
    Obat sesuai program terapi
    Baki atau troli
    Bengkok 1
Tahap injeksi kita tetap melakukan tahap pra interaksi, orientasi, tahap kerja, tahap terminasi.
Tahap Kerjanya :
    Bolus di desinfektan menggunakan kapas alkohol
    Klem selang infus atau guyur disesuaikan kondisi
    Masukan jarum dalam bolus, tarik plunger untuk aspirasi
    Masukan obat secara perlahan
    Atur kembali klien

F.     Hasil Analisa
a.         Kesenjangan antara SOP dengan realita
Pada dasarnya prinsip pemberian injeksi ini sama baik yang dilakukan secara SOP yang kami dapat dari kampus atau yang di realita lapangan, prinsip inilah yang terpenting untuk kita ketahui. Masalah perbedaan yang kami dapat hanyalah dari peralatan, dimana dilapangan perawat hanya menenteng spuit dan kapas alkohol saja, ditambah torniquet jika melakukan injeksi intravena.
Namun ada hal yang lebih penting yang harus diperhatikan perawat di lapangan yaitu komunikasi teraupetik yang semakin lama pudar karena rutinitas, kadang perawat kurang memperhatikan hal itu. Justru kami yakin bahwa kesehatan bukan hanya diobati dari fisik saja namun juga dari jiwa.
b.        Faktor Penyebab Kesenjangan
Untuk peralatan injeksi kami yakin rumah sakit sudah mencukupi, karena ini merupakan alat sederhana namun kenapa bisa menyebabkan perbedaan itu ?
    Perawat hanya mengedepankan prinsip pemberian saja yang merupakan prinsip pokok.
    Efisiensi waktu dan alat
Untuk kesenjangan dalam hal komunikasi untuk memperhatikan dan memotivasi jiwa hal ini dikembalikan kepada pribadi masing – masing namun penyebab kesenjangan ini mungkin karena perawat merasa klien sudah ada keluarga yang menemaninya. Klien sudah besar dan bisa ngurus dirinya sendiri kecuali klien struk dan koma, perawat sudah lama bekerja sehingga bosan untuk komunikasi yang lebih dekat ataupun perawat sudah memiliki cara tersendiri dalam menghadapi klien.
c.         Solusi Kesenjangan
Untuk masalah alat dimana perawat hanya membawa alat seadanya dan tidak sesuai SOP kita harus mengerti bahwa SOP di susun sebagai suatu acuan yang nyaman, aman dan rupawan. Jika dilakukan maka klien nyaman, kita dan klien aman serta dipandang berseni. Perlu diingat Standard operasional Prosedur keperawatan disusun sebagai cara tepat, cepat dan manfaat dengan memperhatikan efektifitas dan efisien.
Untuk masalah komunikasi
Bahwa konsep dasar keperawatan menurut ROY dengan adaptasinya menggambarkan bahwa manusia juga memerlukan  perhatian kesehatan jiwa. Kita meyakini bahwa orang sakit fisiknya biasanya kondisi jiwanya lemah. Kesehatan jiwa juga sangat berpengaruh pada kesehatan fisik. Bagaimana klien sehat jika fisiknya sakit terus jiwanya disakiti.
Untuk itu kita bisa mengerti dan memilih mana yang baik yaitu kita mengobati fisik klien dengan memperhatikan bebannya. Kita jadi perawat yang multifungsi.
d.        Keuntungan Melakukan Prasat Sesuai SOP dan Tidak Sesuai SOP
    Sesuai SOP
Kita akan menjadi perawat yang berkualitas, sebagai perawat yang tidak hanya memberi perawatan fisik namun juga jiwa, klien merasa nyaman, kita dan klien merasa aman serta dipandang orang kita sangat rupawan.  Pekerjaan kita lebih tertata, efektif dan efisien.
    Tidak sesuai SOP
Tidak ada keuntungannya hanya prinsipnya saja yang terpenuhi.
e.         Kerugian melakukan prasat sesuai SOP dan tidak sesuai SOP
    Kerugian melakukan sesuai SOP
Saya yakin, tidak akan pernah ada kerugiannya karena SOP disusun sebagai standard acuan yang sudah memperhatikan fakta dilapangan.
    Kerugian melakukan prasat tidak sesuai SOP
Mungkin jika kita melakukan tindakan tidak sesuai SOP akan menjadi masalah baik ringan ataupun fatal. Kita mengetahui jika obat salah pemberian bisa menjadikan fatal, namun jika hanya beberapa alat misal bengkok mungkin tak menjadi masalah namun  tetap dipandang kurang indah karena tidak ada tempat untuk membuang.
Catatan :
keterbatasan alat tidak menjadi masalah karena perawat dituntut untuk kreatif, kita bisa menjadikan sesuatu untuk mengganti kekurangan, misal bekas plabot menjadi bengkok.dll







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Memasukan obat tertentu ke dalam jaringan tubuh dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir atau menembus suatu atau lebih lapisan kulit atau membran mukosa menggunakan alat suntik. ( depkes RI 1994 )
Obat dimasukan ke dalam kulit, dibawah kulit, kedalam otot dan ke dalam vena dan pemberian ini lebih cepat diserap daripada melalui oral. ( WHO 1998 )
Jadi pemberian obat perenteral adalah pemberian obat atau cairan dengan cara dimasukan langsung kedalam kulit, dibawah kulit, kedalam otot ataupun ke dalam vena.
Penyuntikan dilakukan dengan cara :
    Intra cutan
    Subcutan
    Intra muscular
    Intravena
    Perbolus ( prinsip sama dengan intravena )
Pada dasarnya prinsip pemberian injeksi ini sama baik yang dilakukan secara SOP yang kami dapat dari kampus atau yang di realita lapangan, prinsip inilah yang terpenting untuk kita ketahui. Masalah perbedaan yang kami dapat hanyalah dari peralatan, dimana dilapangan perawat hanya menenteng spuit dan kapas alkohol saja, ditambah torniquet jika melakukan injeksi intravena.
Namun ada hal yang lebih penting yang harus diperhatikan perawat di lapangan yaitu komunikasi teraupetik yang semakin lama pudar karena rutinitas, kebosanan dan merasa profesional. Justru kami yakin bahwa kesehatan bukan hanya diobati dari fisik saja namun juga dari jiwa.


DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
WHO, (1998 ), Nursing care of the sick: A guide for nurses working in small rural hospitals.
Departemen kesehatan RI, dirjenyanmed, 1991. Prosedur keperawatan Dasar, Direktorat rumah sakit dan pendidikan.
http: // arsegofconfb.blogspot.com


1 komentar: