MAKALAH
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KASUS KECEMASAN PADA KLIEN PENYAKIT KRONIK

Disusun
Oleh:
Windra Bangun Sucipto
.
|
PROGRAM
STUDI KEPERAWATAN DIII
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES ) MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat
adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan
masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan
kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati.
Peran
perawat sangat konprehensif dalam menangani pasien karena peran perawat adalah
membimbing rohani pasien yang merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan
kesehatan dalam upaya memenuhi kebutuhan
biologis-psikologis-sosiologis-spritual (APA, 1992 ), karena pada dasarnya
setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual ( Basic spiritual needs,
Dadang Hawari, 1999 )
Pentingnya
bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan WHO yang menyatakan
bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari pengertian
kesehataan seutuhnya (WHO, 1984)
B. Rumusan Masalah
·
Apa pengertian penyakit KRONIK ?
·
Apa arti cemas ?
·
Bagaimana diagnosa pada klien penyakit
kronik ?
·
Bagaimana rencana tindakan yang kita
lakukan pada klien penyakit kronis ?
C. Tujuan
Setelah
membaca makalah ini diharapkan kita mengetahui, apa penyakit kronis dan
kecemasan klien yang berhubungan dengan kasus penyakit kronis serta rencana
penanganannya.
D. Sistematika Penulisan
Makalah
ini tersusun atas BAB I PENDAHULUAN yang terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, sistematika penulisan; BAB II PEMBAHASAN terdiri dari
pengertian penyakit kronis, kecemasan, pengkajian klien, diagnosa keperawatan,
rencana tindakan; BAB III PENUTUP terdiri dari kesimpulan dan daftar Pustaka.\
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Penyakit Kronik
Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan penyakit berlangsung
lama sampai bertahun-tahun, bertambah berat, menetap dan sering kambuh.
(Purwaningsih dan Karbina, 2009).
Ketidakmampuan atau ketidakberdayaan
merupakan persepsi individu bahwa segala tindakannyatidak akan mendapatkan
hasil suatu
keadaan dimana individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau
kegiatan yang baru dirasakan. (Purwaningsih dan Karbina, 2009).
Berdasarkan
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit kronik yang dialami oleh
seorang pasien dengan jangka waktu yang lama dapat menyebabkan seorang klien
mengalami ketidakmampuan contohnya saja kurang dapat mengendalikan kondisi
tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan.
B.
Pengertian
Kecemasan
Anxietas
adalah perasaan yang difius, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak menentu
dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu
atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi
seseorang tertentu. Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak,
jantung berdebar, keringat berlebih, sakit kepala dll. Disertai dengan rasa
ingin bergerak dan gelisah. “ ( Harold I. LIEF) “Anenvous condition of
unrest” ( Leland E. HINSIE dan Robert S CAMBELL)
Anxietas
adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya
atau frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa aman, keseimbangan,
atau kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya.” ( J.J GROEN)
C.
Sifat Penyakit
Kronik
Menurut Wristht Le (1987) mengatakan bahwa penyakit kronik mempunyai beberapa sifat diantaranya
adalah :
·
Progresi
Penyakit
kronik yang semakin lama semakin bertambah parah. Contoh penyakit jantung.
·
Menetap
Setelah
seseorang terserang penyakit, maka penyakit tersebut akan menetap pada
individu. Contoh penyakit diabetes mellitus.
·
Kambuh
Penyakit
kronik yang dapat hilang timbul sewaktu-waktu dengan kondisi yang sama
atau berbeda. Contoh penyakit arthritis
D.
Dampak
Penyakit kronis pada Klien
Dampak yang dapat ditimbulkan dari penyakit kronik terhadap klien
diantaranya (Purwaningsih dan kartina, 2009) adalah :
1.
Dampak psikologis
Dampak ini
dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, yaitu :
Klien
menjadi pasif
Tergantung
Kekanak-kanakan
Merasa tidak
nyaman
Bingung
Merasa
menderita
2.
Dampak somatic
Dampak
somatic adalah dampak yang ditimbulkan oleh tubuh karena keadaan penyakitnya. Keluhan somatic sesuai dengan keadaan penyakitnya. Contoh : DM adanya Trias
P
Dampak
terhadap gangguan seksual
Merupakan akibat
dari perubahan fungsi secara fisik (kerusakan organ) dan perubahan secara
psikologis (persepsi klien terhadap fungsi seksual).
Dampak
gangguan aktivitas
Dampak ini
akan mempengaruhi hubungan sosial sehingga hubungan social dapat terganggu baik
secara total maupun sebagian.
E.
Respon Klien
pada Dampak Penyakit Kronis
Penyakit kronik dan keadaan terminal dapat menimbulkan respon
Bio-Psiko-Sosial-Spritual ini akan meliputi respon kehilangan. (Purwaningsih
dan kartina, 2009)
·
Kehilangan
kesehatan
Respon yang
ditimbulkan dari kehilangan kesehatan dapat berupa klien merasa takut , cemas
dan pandangan tidak realistic, aktivitas terbatas.
·
Kehilangan
kemandirian
Respon yang
ditimbulkan dari kehilangan kemandirian dapat ditunjukan melalui berbagai
perilaku, bersifat kekanak-kanakan, ketergantungan
·
Kehilangan
situasi
Klien merasa kehilangan situasi yang dinikmati sehari-hari bersama
keluarga kelompoknya
·
Kehilangan
rasa nyaman
Gangguan
rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi tubuh seperti panas, nyeri,
dll
·
Kehilangan
fungsi fisik
Contoh
dampak kehilangan fungsi organ tubuh seperti klien dengan gagal ginjal harus
dibantu melalui hemodialisa
·
Kehilangan
fungsi mental
Dampak yang
dapat ditimbulkan dari kehilangan fungsi mental seperti klien mengalami
kecemasan dan depresi, tidak dapat berkonsentrasi dan berpikir efisien sehingga
klien tidak dapat berpikir secara rasional
·
Kehilangan
konsep diri
Klien dengan
penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup bentuk dan fungsi sehingga
klien tidak dapat berpikir secara rasional (bodi image) peran serta
identitasnya. Hal ini dapat akan mempengaruhi idealism diri dan harga
diri rendah
·
Kehilangan peran
dalam kelompok dan keluarga
F.
Perilaku Klien Dengan Penyakit Kronis
Ada beberapa respon emosional yang muncul pada pasien atas penyakit kronis
yang dideritanya oleh klien atau individu (Purwaningsih dan kartina, 2009), yaitu :
1.
Penolakan ( Denial )
Reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis seperti jantung,
stroke dan kanker. Atas penyakit yang dideritanya ini, pasien akan
memperlihatkan sikap seolah-olah penyakit yang diderita tidak terlalu berat
(menolak untuk mengakui bahwa penyakit yang diderita sebenarnya berat)
dan menyakini bahwa penyakit kronis ini akan segera sembuh dan hanya akan
memberi efek jangka pendek (menolak untuk mengakui bahwa penyakit kronis ini
belum tentu dapat disembuhkan secara total dan menolak untuk mengakui bahwa ada
efek jangka panjang atas penyakit ini, misalnya perubahan body image).
2.
Cemas
Setelah
muncul diagnosa penyakit kronis, reaksi kecemasan merupakan sesuatu yang umum
terjadi. Beberapa pasien merasa terkejut atas reaksi dan perubahan yang terjadi
pada dirinya bahkan membayangkan kematian yang akan terjadi padanya.. Perubahan
fisik yang terjadi dengan cepat akan memicu reaksi cemas pada individu dengan
penyakit kanker.
3.
Depresi
Depresi juga
merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis. Kurang lebih
sepertiga dari individu penderita stroke, kanker dan penyakit jantung mengalami
depresi.
G.
Konsep Asuhan
Keperawatan Penyakit Kronik dan Ketidakmampuan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit kronis meliputi proses
keperawatan dari pengkajian, diagnose dan perencanaan (Purwaningsih dan
kartina, 2009) :
a)
Pengkajian
Pada proses
keperawatan pengkajian dilakukan terhadap klien, keluarga, dan lingkungan.
Pengkajian terhadap klien
Hal-hal yang
perlu dikaji adalah :
1)
Respon emosi
klien terhadap diagnose
2)
Kemampuan
mengekspresikan perasaan sedih terhadap situasi
3)
Upaya klien
dalam mengatasi situasi
4)
Kemampuan
dalam mengambil dan memilih pengobatan
5)
Persepsi dan
harapan klien dan Kemampuan mengingat masa lalu
Pengkajian keluarga
Hal-hal yang
perlu dikaji adalah :
1)
Respon
keluarga terhadap klien
2)
Ekspresi
emosi keluarga dan toleransinya
3)
Kemampuan
dan kekuatan keluarga yang diketahui
4)
Kapasitas
dan system pendukung yang ada
5)
Pengertian
oleh pasangan sehubungan dengan gangguan fungsional
6)
Identifikasi
keluarga terhadap perasaan sedih akibat kehilangan dan perubahan yang terjadi
Pengkajian lingkungan
1)
Sumber daya
yang ada
2)
Stigma
masyarakat terhadap keadaan normal dan penyakit
3)
Kesediaan
untuk membantu memenuhi kebutuhan
4)
Ketersediaan
fasilitas partisifasi dalam asuhan keperawatan kesempatan kerja
H.
Diagnosa
Keperawatan yang mungkin terjadi
1.
Kecemasan berhubungan dengan ancaman atau perubahan
status kesehatan
2.
Defisit perawatan diri personal Hygine berhubungan
dengan ketidak mampuan dan ketidak pedulian karena stres
I.
Intervensi
Tanggal
|
No DX
|
Tujuan dan
Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Tujuan :
Agar klien kuat, tabah dan
perilaku kecemasan tidak ada
Kriteria
Hasil :
Ansietas berangsur berkurang
Menunjukan koping yang baik
Bisa bertukar pikiran dan perasaan
|
Kaji tingkat kecemasan klien dari ttv, nafsu makan,
Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat
anti ansietas jika diperlukan.
Beri dorongan pada klien untuk mengungkapkan pikiran
dan perasaan
Berikan pengalihan hiburan berupa mambaca, menonton
dan mendengar musik
Tanya tentang harapan klien
Untuk keluarga berikan penyuluhan dan ajak untuk bersama
sama memotivasi klien
Berikan terapi penenang baik distraksi relaksasi
ataupun kolaborasi spiritual
|
Untuk mengetahui kecemasan klien
Agar klien lebih tenang saat
agresif
Agar klien tenang dan menerima
Untuk menghibur klien saat kesepian
Agar klien merasa diperhatikan dan
tidak sendiri
Agar ansietas lebih cepat diatasi
Agar klien menerima dan berserah
diri namun tetap semangat.
|
|
2
|
Tujuan :
Agar klien
bersih dan menunjukan perawatan diri yang mandiri
Kriteria Hasil :
Mengungkapkan
secara verbal kepuasaan akan kebersihan dirinya
Melaksanakan
personal hygine
Klien
nampak bersih dari pakaian
|
Bantu klien untuk personal hygine sesuai kebutuhan
yang di anjurkan
Dukung kemandirian untuk melakukan personal hygine
jika memungkinkan
Berikan kesadaran klien akan pentingnya kebersihan
diri baik secara kesehatan, agama maupun sosial
|
Agar kebutuhan kebersihan
terpenuhi secara baik
Agar klien bisa berlatih mandiri
Agar klien lebih memperhatikan dan
sadar pentingnya kebersihan diri
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Disimpulkan
bahwa penyakit kronik yang dialami oleh seorang pasien dengan jangka waktu yang
lama dapat menyebabkan seorang klien mengalami ketidakmampuan contohnya saja
kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan.
Anxietas
adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya
atau frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa aman, keseimbangan,
atau kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya.”
Kecemasan
adalah respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif di alami
dan dikomunikasikan secara interversonal. Hal ini bisa di kaji dengan melihat
stresos predisposisi dan stresor presipitasi dan faktor yang lainnya. Sehingga
kita sebagai seorang perawat bisa menerapkan proses keperawatan pada klien
dengan gangguan ansietas
Daftar Pustaka
Videbeck,Sheila L.Buku Ajar
Keprawatan Jiwa.EGC,Jakarta
Suliswati,dkk.Konsep Dasar
Keperawatan Kesehatan Jiwa.EGC,Jakarta
Carpenito
(2000),Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis,Ed. Ke-6,EGC,Jakarta