Rabu, 28 Desember 2011

broncithis


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
BRONCHITIS

Disusun sebagai bahan presentasi










Disusun Oleh 

Windra Bangun S



PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIII
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES ) MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2011
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dari setiap tubuh manusia menjadi hal yang menarik untuk dipelajari. Salah satunya mengenai penyakit, patofisiologi, manifestasi klinis hingga bagaimana menangani masalah. Perkembangan kemajuan teknologi muncul berbagai macam penyakit yang mungkin sudah ada yang bisa diketahui penyebabnya ataupun dalam penyelidikan ahli termasuk penyakit bronkhitis.
Paru – paru merupakan organ dimana sangatlah penting bagi kehidupan mahluk yang memilikinya. Sistem tubuh kita disusun secara sistemik dan jika terjadi masalah dengan satu organ maka bisa akan jadi masalah besar.

B.     Rumusan Masalah
    Apa yang dimaksud Bronkhitis ?
    Apa penyebab Bronkhitis ?
    Bagaimana perjalanan penyakit bronkhitis ?
    Bagaimana penatalaksanaan perawat pada klien bronkhitis ?

C.    Tujuan
Dengan membaca makalah ini, mahasiswa mampu mengenal apa yang dimaksud bronkhitis dimana akan digetahui faktor penyebab, tanda gejala dan penanganan.

D.    Sistematika Penulisan
Makalah ini tersusun atas BAB I PENDAHULUAN yang terdiri dari latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan sistematika Penulisan; BAB II PEMBAHASAN Terdiri dari pengertian, tanda gejala, penyebab, manifestasi klinis; BAB III PENUTUP terdiri dari Kesimpulan dan daftar Pustaka.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Bronkitis
Bronkitis adalah peradangan pada saluran bronkial atau bronki. Peradangan tersebut disebabkan oleh virus, bakteri, merokok, atau polusi udara. (Samer Qarah, 2007).
Bronkitis adalah penyakit dengan gangguan batuk kronik dengan dahak yang banyak terjadi hampir tiap hari minimal tiga bulan dalam setahun selama dua tahun berturut-turut. ( American Thoracic Society )
Kesimpulannya Bronchitis adalah suatu peradangan atau penyakit yang ditandai adanya dilatasi ( ektasis ) bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus.

B.     Etiologi
1.         Merokok
merupakan satu-satunya penyebab kausal yang terpenting. Peningkatan
resiko mortalitas akibat bronkitis  hampir berbanding lurus dengan jumlah
rokok yang dihisap setiap hari (Rubenstein, et al., 2007).
2.         Polusi
udara yang terus menerus juga merupakan predisposisi infeksi rekuren
karena polusi memperlambat aktivitas silia dan fagositosis. Zat-zat
kimia yang dapat juga menyebabkan bronkitis adalah O2, N2O,
hidrokarbon, aldehid, ozon.
3.         Terdapat hubungan dengan kelas sosial yang lebih rendah dan lingkungan
industri banyak paparan debu, asap (asam kuat, amonia, klorin, hidrogen
sufilda, sulfur dioksida dan bromin), gas-gas kimiawi akibat kerja.
4.         Riwayat infeksi saluran napas.
Infeksi saluran pernapasan bagian atas pada penderita bronkitis hampir selalu menyebabkan infeksi paru bagian bawah, serta menyebabkan kerusakan paru bertambah.
5.         Virus,bakteri (Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumoniae) dan organisme lain seperti Mycoplasma pneumoniae.
6.         Kelainan congenital
Dalam hal ini bronchitis terjadi sejak dalam kandungan. Factor genetic atau factor pertumbuhan dan factor perkembangan fetus memegang peran penting. Bronchitis yang timbul congenital ini mempunyai ciri sebagai berikut :
Bronchitis mengenai hampir seluruh cabang bronkus pada satu atau kedua paru.
Bronchitis konginetal sering menyertai penyakit-penyakit konginetal lainya, misalnya : mucoviscidosis ( cystic pulmonary fibrosis )

C.    Perubahan Patologik Anatomi
Bagian paru yang sering terkena dan merupakan predisposisi bronchitis adalah lobus tengah paru kanan, bagian lingual paru kiri lobus atas, segmen basal pada lobus bawah kedua paru.
Bronkus yang terkena umumnya yang berukuran sedang, bronkus yang terkena dapat hanya satu segmen paru saja maupun difus mengenai bronki kedua paru.
1.         Dinding bronkus
Dinding bronkus yang terkena dapat mengalami perubahan berupa proses inflamasi yang sifatnya destruktif dan irreversibel. Jaringan bronkus yang mengalami kerusakan selain otot-otot polos bronkus juga elemen-elemen elastis.
2.         Mukosa bronkus
Mukosa bronkus permukaannya menjadi abnormal, silia pada sel epitel menghilang, terjadi perubahan metaplasia skuamosa,. Apabila terjadi eksaserbasi infeksi akut, pada mukosa akan terjadi pengelupasan, ulserasi.
3.         Jaringan paru peribronchiale
Variasi kelainan anatomis bronchialis Telah dikenal 3 variasi bentuk kelainan anatomis bronchitis, yaitu :
·           Bentuk tabung
Bentuk ini sering ditemukan pada bronchitis yang menyertai bronchitis kronik.
·           Bentuk kantong
Ditandai dengan adanya dilatasi dan penyempitan bronkus yang bersifat irregular. Bentuk ini berbentuk kista.
·           Bentuk antara bentuk tabung dan kantong (Pseudobronchitis)
Pada bentuk ini terdapat pelebaran bronkus yang bersifat sementara dan bentuknya silindris. Bentuk ini merupakan komplikasi dari pneumonia

D.    Patogenesis
Apabila bronchitis kongenital patogenesisnya tidak diketahui diduga erat hubungannya dengan genetic serta factor pertumbuhan dan perkembangan fetus dalam kandungan. Pada bronchitis yang didapat patogenesisnya diduga melelui beberapa mekanisme :
    factor obstruksi bronkus,
    factor infeksi pada bronkus atau paru-paru,
    fibrosis paru,
    factor intrinsik dalam bronkus atau paru.
Patogenesis pada kebanyakan bronchitis yang didapat melalui dua mekanisme dasar :
1.         Infeksi bacterial pada bronkus atau paru, kemudian timbul bronchitis
Infeksi pada bronkus atau paru akan diikuti proses destruksi dinding bronkus daerah infeksi dan kemudian timbul bronchitis.
2.         Obstruksi bronkus akan diikuti terbentuknya bronchitis,
Berbagai faktor dapat memperburuk perjalanan penyakit. Faktor itu adalah :
    Faktor risiko, yaitu faktor yang dapat menimbulkan serta memperburuk penyakit seperti merokok, polusi udara, polusi lingkungan, infeksi dan perubahan cuaca.
    Derajat obstruksi saluran napas yang terjadi dan identifikasi komponen yang memungkinkan terdapatnya reversibilitas.
    Penyakit lain yang memudahkan timbulnya infeksi saluran napas bawah seperti sinusitis dan faringitis kronik.
    Ketidakteraturan berobat.

E.     Patofisiologi
Pada bronkitis terjadi penyempitan saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat menyebabkan obstruksi jalan napas dan menimbulkan sesak. Pada bronkitis kronik, disebabkan karena perubahan pada saluran pernapasan kecil, yang diameternya kurang dari 2 mm, menjadi lebih sempit, berkelok-kelok dan kadang-kadang terjadi obliterasi. Penyempitan lumen terjadi juga oleh metaplasia sel goblet. Saluran pernapasan besar juga menyempit karena hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus.
Pada penderita bronkitis saat terjadi ekspirasi maksimal, saluran pernapasan bagian bawah paru akan lebih cepat dan lebih banyak yang tertutup. Hal ini akan mengakibatkan ventilasi dan perfusi yang tidak seimbang, sehingga penyebaran udara pernapasan maupun aliran darah ke alveoli tidak merata. Timbul hipoksia dan sesak napas. Lebih jauh lagi hipoksia alveoli menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah paru dan polisitemia. Terjadi hipertensi pulmonal yang dalam jangka lama dapat menimbulkan kor pulmonal.


















Virus, inhalasi, bakteri
 














Rounded Rectangle:     Kuman berkembang dan purulen









Rounded Rectangle:    Edema dan pembengkakan jaringan






 

















F.     Manifestasi Klinis
1.         Batuk Berdahak
Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya pasien mengalami batuk produktif di pagi hari dan tidak berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau mukoid, jika ada infeksi menjadi purulen atau mukopurulen.
2.         Haemaptoe
Hemaptoe terjadi pada 50 % kasus bronchitis, kelainan ini terjadi akibat nekrosis atau destruksi mukosa bronkus mengenai pembuluh darah ( pecah ) dan timbul perdarahan. Perdarahan yang timbul bervariasi mulai dari yang paling ringan (streaks of blood) sampai perdarahan yang cukup banyak ( massif ) yaitu apabila nekrosis yang mengenai mukosa amat hebat atau terjadi nekrosis yang mengenai cabang arteri broncialis ( daerah berasal dari peredaran darah sistemik )
Pada dry bronchitis ( bronchitis kering ), haemaptoe justru gejala satu-satunya karena bronchitis jenis ini letaknya dilobus atas paru, drainasenya baik, sputum tidak pernah menumpuk dan kurang menimbulkan reflek batuk., pasien tanpa batuk atau batukya minimal. Pada tuberculosis paru, bronchitis ( sekunder ) ini merupakan penyebab utama komplikasi haemaptoe.
3.         Sesak nafas
Bila timbul infeksi, sesak napas semakin lama semakin hebat. Terutama pada musim dimana udara dingin dan berkabut.
4.         Sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu).
5.         Wheezing (mengi).
Saluran napas menyempit dan selama bertahun-tahun terjadi sesak progresif lambat disertai mengi yang semakin hebat pada episode infeksi akut (McPhee,
et al., 2003).
6.         Pembengkakan pergelangan kaki dan tungkai kiri dan kanan.
7.         Wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan.
8.         Gambaran foto dada ( plain film ) yang khas menunjukan adanya kista-kista kecil dengan fluid level, mirip seperti gambaran sarang tawon pada daerah yang terkena, ditemukan juga bercak-bercak pneumonia, fibrosis atau kolaps. Gambaran bronchitis akan jelas pada bronkogram.


G.    Tingkatan Bronkitis dan Ciri – ciri Klinis
a.         Bronchitis ringan
Ciri klinis : batuk-batuk dan sputum warna hijau hanya terjadi sesudah demam, ada haemaptoe ringan, pasien tampak sehat dan fungsi paru norma, foto dada normal.
b.        Bronchitis sedang
Ciri klinis : batuk produktif terjadi setiap saat, sputum timbul setiap saat, (umumnya warna hijau dan jarang mukoid, dan bau mulut meyengat), adanya haemaptoe, umumnya pasien masih Nampak sehat dan fungsi paru normal. Pada pemeriksaan paru sering ditemukannya ronchi basah kasar pada daerah paru yag terkena, gambaran foto dada masih terlihat normal.
c.         Bronchitis Berat
Ciri klinis : batuk produktif dengan sputum banyak, berwarna kotor dan berbau. Sering ditemukannya pneumonia dengan haemaptoe dan nyeri pleura. Bila ada obstruksi nafas akan ditemukan adanya dispnea, sianosis atau tanda kegagalan paru. Umumnya pasien mempunyai keadaan umum kurang baik, sering ditemukan infeksi piogenik pada kulit, infeksi mata , pasien mudah timbul pneumonia, septikemi, abses metastasis, amiloidosis. Pada gambaran foto dada ditemukan kelianan : bronkovascular marking, multiple cysts containing fluid levels. Dan pada pemeriksaan fisis ditemukan ronchi basah kasar pada daerah yang terkena.

H.    Perangkat Diagnostik
    Pemeriksaan sinar-x thorax untuk membuktikan bronkitis akut atau kronik
    Analisa gas darah memperlihatkan penurunn oksigen arteri dan peningkatan karbondioksida arteri
    Polisitemia (peningkatan konsentrasi sel darah merah) terjadi akibat hipoksia kronik disertai sianosis, menyebabkan kulit berwarna kebiruan
    LED meningkat
    Leukosit meningkat




I.       Konsep Asuhan Keperawatan
1)        Pengumpulan Data
a.         Indentitas
Meliputi indentitas klien, indentitas orang tua (ayah dan ibu) serta indentitas penanggung biaya.
b.        Keluhan utama
Pada umumnya suhu badan klien tinggi (39 – 40), adanya pernafasan yang cepat atau sesak dan kadang disertai kejang.
c.         Riwayat kehamilan dan kelahiran
Perlu dikaji keadaan pada masa prenatal, natal dan natal.
2)        Riwayat kesehatan
a.         Riwayat penyakit sekarang
Mula mula batuk kering kemudian menjadi produktif, timbul panas yang mendadak tinggi kadang-kadang disertai nyeri dada, kejang, muntah dan diare. Pada kondisi yang berlanjut klien akan gelisah, takipnea bahkan dyspnea dan terjadi penurunan kesadaran.                                    
b.        Riwayat penyakit dahulu
Penurunan daya tahan tubuh atau malnutrisi energi proteinatau penyakit yang pernah diderita terutam penyakit menahun, adanya faktor latrogenik (trauma paru, anasthesi, aspirasi), riwayat prenatal dan post natal serta imunisasi yang kurang baikdapat menjadi faktor resiko terjadinya penyakit ini.
c.         Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit yang sama dalam keluarga, kebiasaan hidup yang kurang sehat serta pola makan yang tidak pasti dapat berakibat mal nutrisi energi protein
3)        Pola Fungsional
a.         Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Perlu dikaji pada keluarga apakah keluarga mengerti tentang penyakit anaknya dan dibawah kemana bila sakit
b.        Pola nutrisi dan metabolisme
Pada kasus ini pula makan dan minum klien cenderung menurun, karena adanya sesak, batuk dan tidak jarang karena klien mengalami muntah dan diare
c.         Pola eliminasi Pada umumnya klien diare
d.        Pola istirahat dan tidur
Biasanya klien terganggu karena sesak dan batuk
e.         Pola aktivitas dan latihan
Pada umumnya klien tidak bisa beraktivitas (bermain) dengan baik
f.         Pola peersepsi dan konsep diri
Keluarga akan khawatir dengan anak karena mereka tidak mengetahui apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan pada anak yang sakit dan dampak dirawat di rumah sakit
g.        Pola sensasi dan kognitif
Disesuaikan dengan tahap tumbuh kembang anak
h.        Pola reproduksi sosial
Perlu ditanyakan jenis kelamin pada klien,apakah ada kelainan dalam sistem reproduksinya
i.          Pola hubungan peran
Perlu dikaji bagaimana sianak beradaptasi dengan lingkungan baru dan keluarganya
j.          Pola penaggulangan stess
Perlu dikaji bagaimana sianak pola tingkah lakunya dalam mengatasi penyakitnya
k.        Pola tata nilai dan kepercayaan
Dalam pola ini kadang ada yang mempercayakan diri pada hal-hal yang bersifat gaib.
4)        Pemeriksaan Fisik
a.         Keadaan umum
Pada kasus ini klien lemah, suhu tinggi (390 – 400). Pernafasan cepat dan dangkal (sesak nafas), batuk, adanya sianosis. Dapat juga terjadi kejang, gelisah sampai penurunan tingkat kesadaran
b.        Kulit, rambut, kuku
Pada umumnya klien lemah ini turgor kulitnya menurun, rembut normal, kuku bisa cyanosis atau pucat
c.         Kepala dan leher
Ubun-ubun cekung, mata tampak cowong karena kurang cairan akibat takipne, diaphoresis. Intake peroral inadekuat. Leher terdapat kaku kuduk jika terjadi infeksi lebih lanjut pada meningeal dan adanya pembesaran kelenjar lymfhe sebagai kompensasi infeksi
d.        Mata
Pada kasus ini mata klien tampak cowong karena kurang cairan akibat takipnea, diaphoresis, intake peroral inadekuat
e.         Telinga, hidung, mulut, dan tenggorokan
Pada umumnya telinga normal, hidung terdapat sekret yang kental, pernafasan cuping hidung, adanya cyanosis, mukosa mulut kering, dan sulit menelan.
f.         Dada dan thorak
Terjadi retraksi supra sternal atau intercostal hampir selalu ditemukan, inspeksi seakan tertinggalpada sisi yang sakit, persensi akan redupdan vokal fremitus akan meningkat atau melemah jika terjadi efusi pleura, adanya ronchi pada sisi yang sakit dan weezing.
g.        Abdomen
Terjadi keluhan dinding abdomen dan adanya pembesaran hepar dan nyeri tekan bila terjadi dekompensisasi cordis
h.        Ektremitas
Kekuatan otot cenderung melemah, akral dingin, pucat capillary refill time terganggu.
i.          Integumen
Kulit kering, turgor menurun dan akral dingin.
5)        Pemeriksaan Penunjang
a.         Laboratorium
   LED meningkat
   HB cenderung tetap atau sedang menurun
   Analisa Gas Darah : asidosis metabolik dengan atau tanpa retensi CO2
b.        Radiologi
Tampak gambaran konsolidasi radang yang bersifat difus atau berupa bercak yang mengikut sertakan alveoli secara tersebar.
6)        Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa untuk menentukan masalh penderita, Analisa merupakan proses intelektual yang meliputi kegiatan menyeleksi data, mengklarifikasikan dan mengumpulkan data, mengaitkan dan menentukan kesenjangan informasi, membandingkan dengan standart, menginterprestasikan serta akhirnya membuat diagnosa keperwatan (Lismidar 1990)
7)        Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul baik aktual maupun potensial adalah sebagai berikut :
1)        Ketidak efektifan bersihan jalan nafas sehubungan denga penumpukan sekret
2)        Defisit volume cairan sehubungan dengan penurunan intake cairan.
8)        Intervensi
Tanggal
No DX
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
Rasional


1

Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif dalam waktu 1 x 24 jam

Kriteria Hasil :
  RR 16 – 24 per menit
  Sputum bisa dikeluarkan
  Tidak ada nafas cuping hidung
  Cyanosis ( - )
  Rongsen dada bersih


Kaji frekuensi dan irama pernafasan,pengembangan dinding dada


Auskultasi area paru dan catat area penurunan atau aliran udara


Bantu klien untuk melakukan fisioterapi nafas




Berikan nebulizer 10 – 15 menit




Lakukan sucsion bila perlu


Kolaburasi dengan tim medis





Mengetahui pola nafas,irama serta kedalaman nafas klien

Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidsi dengan cairan

Memudahkan expansi maksimum paru-paru atau jalan nafas lebih kecil

Merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas secara mekanik

Mengeluarkan sekret yang ada didalam hidung

Tepat dalam pemberian terapi dan oksigen



2

Tujuan :
anak akan menunjukkan volume cairan yang adekuat

Kriteria Hasil :
  Intake caran adekuat

  Tidak adanya letargi, muntah dan diare

  Suhu tubuh 36,5 –37,2 C

  Membran mukosa lembab


Pertahankan secara akurat intake dan output



Observasi TTV tiap 4 jam sekali


Ajarkan pada keluarga klien pengetahuan tentang cairan





Berikan dan ciptakan situasi yang nyaman pada klien








Mengetahui apakah intake dan output klien seimbang atau tidak

Mengetahui perkembangan klien

Mengetahui dan berpartisipasi dalam mempertahankan dalam keseimbangan cairan

Agar klien merasa lebih tenana dan rileks

9)        Pelaksanaan
Merupakan realiasasi dari rencana tindakan keperawatan. Dalam fase pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan validasi (penyerahan) rencana keperawatan, menulis dan mendokumentasikan rencana keperawatan, memberikan asuhan keperawwtan dan pengumpulan data. (Lismidar 1990).
10)    Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan klien, perawat dan anggota kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak untuk melakukan pengkajian ulng. (Lismidar 1990).

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kesimpulannya Bronchitis adalah suatu peradangan atau penyakit yang ditandai adanya dilatasi ( ektasis ) bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus.
Bronchitis ringan
Ciri klinis : batuk-batuk dan sputum warna hijau hanya terjadi sesudah demam, ada haemaptoe ringan, pasien tampak sehat dan fungsi paru norma, foto dada normal.
Bronchitis sedang
Ciri klinis : batuk produktif terjadi setiap saat, sputum timbul setiap saat, (umumnya warna hijau dan jarang mukoid, dan bau mulut meyengat), adanya haemaptoe, umumnya pasien masih Nampak sehat dan fungsi paru normal. Pada pemeriksaan paru sering ditemukannya ronchi basah kasar pada daerah paru yag terkena, gambaran foto dada masih terlihat normal.
Bronchitis Berat
Ciri klinis : batuk produktif dengan sputum banyak, berwarna kotor dan berbau. Sering ditemukannya pneumonia dengan haemaptoe dan nyeri pleura. Bila ada obstruksi nafas akan ditemukan adanya dispnea, sianosis atau tanda kegagalan paru. Umumnya pasien mempunyai keadaan umum kurang baik, sering ditemukan infeksi piogenik pada kulit, infeksi mata , pasien mudah timbul pneumonia, septikemi, abses metastasis, amiloidosis. Pada gambaran foto dada ditemukan kelianan : bronkovascular marking, multiple cysts containing fluid levels. Dan pada pemeriksaan fisis ditemukan ronchi basah kasar pada daerah yang terkena.


DAFTAR PUSTAKA


1.      Arief Manyoer dkk. Kapita Selekta Kedokeran  Jilid II Penerbit Medis Aesculapius FK UI Jakarta : 2001
2.      H . M Syaifullah Noer dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Balai penerbit FK UI Jakarta 1996
3.      Marlyn E. Donges. Rencana Asuhan Keperwatan Edisi III buku Kedokteran EGC Jakarta 2000
4.      Ilmu kesehatan anak info medika Jakarta 1997
5.      Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit. Penerbit buku kedokteran EGC Jakarta 1997
6.      Standart Asuhan Keperawatan Anak Rumah Sakit Siti Kodijah Sepanjang
7.      Suryadi Skp. Asuhan keperawatan pada anak. CV Jagung Seto Jakarta 2001












74 komentar:

  1. This is true bernar page tremendous amount of information obtained is delighted to be bet to play in the yard of your incredible I found your page on google
    Obat Jantung Koroner
    Cara Mengobati Usus buntu
    Obat Tipes
    Obat Stroke
    Obat Ambeien
    Obat Gondok

    BalasHapus
  2. thanks for posting on the website you wish more success .. I wait for my next post

    obat kista ovarium
    obat cedera lutut
    obat trigliserida tinggi
    obat sindrom nefrotik

    BalasHapus
  3. Informoasinya sangat bagus , dibaca juga enak , tidak belibet saya suka artikel kesehatan seperti ini , ini menjadi salah satu contoh bagi saya untuk membuat artikel sejenis

    Obat Tradisional Buah Zakar Bengkak
    Obat Hipertensi Herbal
    Obat Tradisional Radang Empedu

    BalasHapus
  4. Informasi yang di berikan sangat menarik dan bermanfaat , gaya bahasa yang di gunakan gampang untuk di mengerti , terimakasih untuk informasi nya .

    Obat Tradisional Infeksi Usus Dan Lambung
    Obat Sakit Pangkal Paha Sebelah Kiri Yang Manjur
    Cara Mengobati Radang Selaput Otak (Meningitis) Manjur

    BalasHapus
  5. Terimakasih untuk informasi nya , informasi yang di berikan sangat menarik dan mudah untuk di pahami , di tunggu untuk informasi selanjut nya !!

    Obat Asam Lambung Tinggi Alami

    BalasHapus
  6. After I visited this page, and I read, it turns out the information presented in this article is very useful. Good and keep going

    Obat Kencing Batu Di Apotik
    Obat Asam Lambung Tinggi Di Apotik
    Nama Obat Hepatitis Di Apotik
    Obat Radang Usus Di Apotik
    Obat Kudis Yang Ada Di Apotik

    BalasHapus
  7. Congratulations reactivities ,, highly awaited new information from this site
    Good luck !!

    obat kanker hati herbal
    obat hipertiroid tradisional aman
    ahlinya obat herbal




    BalasHapus
  8. Thanks for the information presented on your website
    Very in waiting for other information

    pedia herbal
    pengobatan kanker hati
    obat untuk keputihan

    BalasHapus
  9. Halaman yang sangat luar biasa karena informasi yang disampaikan sangat bermanfaat dan mendidik sehingga sayang untuk di lewatkan.
    Kanker serviks
    Keputihan

    BalasHapus
  10. Thanks for the information presented on your website
    Very in waiting for other information

    manfaat temulawak untuk hepatitis
    daun salam untuk sakit pinggang
    obat gendang telinga sakit

    BalasHapus
  11. thank you because this article is very interesting and very helpful to me
    Gejala Infeksi Saluran Kencing

    BalasHapus
  12. Thanks, your article is very helpful
    https://tokoherbalnesv.blogspot.com/2018/08/nesv-herbal-solusi-masalah-kewanitaan.html

    BalasHapus
  13. thanks for informations
    https://tokoherbalnesv.blogspot.com/

    BalasHapus
  14. Thanks for the information presented on your website
    Very in waiting for other information

    manfaat jahe untuk bronkitis
    cara mengatasi bronkitis kambuh

    BalasHapus
  15. Thanks for the information presented on your website
    Very in waiting for other information

    obat ginjal kronis
    obat tradisional bronkitis

    BalasHapus
  16. Your page is very good and very satisfying, I became interested.

    Komplikasi Gondok Beracun

    BalasHapus
  17. I really like your article, hopefully you can share other interesting information.
    Penyebab Kaki Bengkak

    BalasHapus
  18. Your article is very good, also visit our website:

    Bahaya Kista Coklat

    BalasHapus
  19. Sharing information is beautiful. Thank you for an interesting article discussion

    Umpan Ikan Nila Babon Paling Jitu

    BalasHapus
  20. I really like the information you convey, it's very useful. Thanks

    Tips Jitu Membuat Rangkaian Pancing Ikan Bawal

    BalasHapus
  21. Your article is very useful. Also visit our website (:

    Umpan Ikan Mas Dengan Media Kroto

    BalasHapus