KEBERSIHAN JALAN
NAFAS
Disusun sebagai bahan presentasi

Disusun Oleh Kelompok 2
WINDRA BANGUN S
PROGRAM STUDI
KEPERAWATAN DIII
SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN ( STIKES ) MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2011
A.
Jalan
Nafas
Dibawah
laring, jalan nafas dapat dibagi menjadi tiga komponen yaitu :
1.
Jalan nafas Penghantar (‘conducting airways’) terdiri atas
trakea, bronki
dan berakhir dengan bronkioli terminal.
2.
Jalan
nafas
peralihan (‘transitional
airways’) terdiri atas
bronkioli
respiratorik dimana
gas dialirkan
dan terjadi sejumlah
pertukaran gas.
3.
Duktus Alveolaris, sakus dan alveoli, tempat pertukaras gas berlangsung dengan darah kapiler
paru.
B.
Mekanika
Pernafasan
1.
Dinding dada
Pada waktu inspirasi, dada dan paru mengembang dalam seluruh tiga bidang :
antero-posterior, transversal dan longitudinal. Bertambahnya ukuran dada dalam
3 dimensi terjadi karena iga-iga bergerak ke anterior, ke atas dan saling
menjauhi sebagai akibat kontraksi diafragma dan otot-otot inspirasi tambahan.
2.
Otot – otot pernafasan
Otot - otot yang digunakan waktu bernapas dapat dibagi dalam dua bagian :
Otot pernapasan primer à diafragma yang dibentuk oleh dua hemidiafragma yang
membentuk dasar toraks dari abdomen
C. Sistem respiratory
Terdiri
dari serangkaian
organ yang berfungsi untuk pertukaran gas antara atmosfer dengan plasma melalui ventilasi dan difusi. Berperan dalam mempertahankan homeostatis dengan
mengatur penyediaan oksigen, penggunaan nutrisi, eliminasi dan keseimbangan asam basa.
a)
Ventilasi
Perpindahan gas antara atmosfer dengan alveolus paru, melalui inspirasi
dan ekspirasi
Ada 3 aspek utama mempengaruhi ventilasi:
Mekanika Ventilasi
Kerja Ventilasi
Kecepatan Ventilasi
D.
Ventilasi
a.
Mekanika Ventilasi
Meliputi pengembangan dan kompresi cavum thorak dan paru.
Normal : diatur oleh pusat
regulasi pada medula dan pons.
Inspirasi : impuls syaraf à stimulasi kontraksi otot inspirasi (diafragma &
m. intercostalis externa) à otot memendek à peningkatan diameter à Volume Meningkat dan Tekanan menurun à Udara mengalir dari atmosfer ke alveolus.
Ekspirasi : merupakan proses
pasif, tidak
memerlukan energi.
b.
Kerja ventilasi
Energi untuk respirasi : 2-3 % energi total.
Faktor yang mempengaruhi kerja ventilasi :
v Resistensi
terhadap inspirasi
Setiap faktor yang menurunkan compliance paru
Degenerasi jaringan
Deformitas struktur rongga thorak
v Resistensi terhadap ekspirasi
Penyakit Paru Obstruktif
COPD
Bronchiectasis
Penyakit Paru Obstruktif
Ca Paru
Infeksi/ Peradangan
c.
Kecepatan ventilasi
Intake – Output udara yang optimal ditentukan oleh kecepatan, kedalaman
dan irama respirasi
E.
Pengertian
Ketidakbersihan Jalan Nafas
·
Suatu keadaan dimana individu mengalami
suatu ancaman yang nyata atau risiko pada status pernapasan sehubungan dengan ketidakmampuan
batuk secara efektif.
·
Bersihan jalan napas tidak efektif
adalah ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran
pernafasan untuk menjaga bersihan jalan napas (Nanda, 2005).
·
penyakit jalan nafas obstruktif
intermiten, refersibel dimana trakeo bronkial respon secara hiper aktif
terhadap stimuli tertentu.
·
Ketidakbersihan jalan nafas adalah
ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran
pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.
F.
Manifestasi
Klinis
Batasan
karakteristik bersihan jalan napas tidak efektif :
·
Dispnea
·
Penurunan suara napas
·
Orthopnea
·
Suara napas tambahan : rales, krakles,
ronkhi, whezing
·
Tidak ada batuk
·
Produksi Sputum berlebih
·
Sianosis
·
Kesulitan bicara
·
Mata melebar
·
Perubahan ritme dan frekuensi pernapasan
·
Gelisah
G.
Faktor yang berhubungan
a.
Lingkungan
Merokok,
menghisap asap rokok,
b.
Obstruksi
jalan nafas
Spasme
jalan nafas, mucus berlebih, eksudat dalam alveoli, materi asing dalam jalan
nafas, adanya jalan nafas bantuan,
c.
Fisiologis
Jalan
nafas alergik, asma, penyakit paru obstruktif, hyperplasia dinding bronkeal,
H.
Contoh
Penyakit
Beberapa
contoh penyakit dan masih banyak lainnya yang berkaitan dengan bersihan jalan
nafas :
1.
Bronchiecthasis
Di penyakit ini terjadi pelebaran
bronkus yang abnormal dan kerusakan dinding bronkus.
Penyebabnya :
Sumbatan
jalan nafas
Respon
imun yang kurang terhadap benda
2.
Pneumonia
Merupakan penyakit infeksi yang bisa
disebabkan oleh :
Virus
Influenza
Streptococus
aureus
Streptococus
pneumoniae
Gejalanya :
Sesak nafas, natuk, demam, berkeringat
3.
Tuberculosis Paru
Penyakit paru yang disebabkan oleh
microbacterium Tuberculosa dan bersifat sangat menular melalui sputum yang
dikeluarkan penderita.
Turun berat badan, rasa capek berlebih,
demam, berkeringat malam hari, dan batuk.
4.
Asma
Adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversible
dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
5.
Bronkitis
Bronkitis adalah peradangan pada saluran
bronkial atau bronki. Peradangan tersebut disebabkan oleh virus, bakteri,
merokok, atau polusi udara
6.
Efusi pleura
Efusi pleura adalah istilah yang
digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga pleura.
7.
Dan lain – lain
I.
Diagnosa
Keperawatan yang mungkin muncul
1.
Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan peningkatan sekret
2.
Pola nafas tidak efektif berhubungan
dengan penyempitan jalan nafas pada bronkus,
J. Intervensi
No DX
|
Tujuan dan
kriteria hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
1
|
Tujuan
:
keefektifan jalan nafas dan mampu
mempertahankan jalan yang paten.
Kriteria
Hasil :
Tidak
ada bunyi tambah
RR
16 – 24 per menit
Kecepatan
dan kedalaman pernafasan normal.
Tidak
terjadi dispnea sionasis.
Penurunan
batuk dan non produktif.
|
Auskultasi jalan nafas, catat adanya wheezing,
ronchi, rales.
Pertahankan
polusi lingkungan minim misal : debu, bulu bantal.
Beri posisi yang nyaman dengan
peninggian kepala tempat tidur, atau posisi semi fowler.
Kaji eefektifitas batuk dan
ajarkan betuk efektif
Berikan tindakan rebulizer,
inhalasi.
Lakukan
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian pengobatan bronkodilator.
|
Untuk
mengetahui tanda adnya gangguan jalan nafas
Mengurangi
resiko efek hipersensitifitas alergen
Untuk
memaksimalkan ekspansi paru
Untuk
mengeluarkan secret dengan dibatukan
Untuk
melonggarkan jalan nafas
Untuk
melegakan jalan nafas
|
|
2
|
Tujuan
:
Pola nafas
efektif
Kriteria
Hasil :
RR
16 – 24 kali per menit.
|
TTV Secara berkala
Kaji
Warna Membran Mukosa Kulit.
Kolaborasikan
dengan dokter untuk terapi oksigen.
Posisikan
semi fowler
Memberikan transfusi darah sesuai
penghitungan jika dibutuhkan
|
Untuk
mengetahui keadaan klien saat ini
Mengetahui
adanya dan tingkat gangguan
Pemberian
oksigen mengurangi beban kerja otot-otot pernafasan.
Membuat
ekspansi paru maksimal dan memudahkan pengambilan oksigen
Untuk membuat
suplai oksigen keseluruh tubuh adekuat jika terjadi adanya mungkin karena
kecelakaan.
|
|
DAFTAR
PUSTAKA
Alsagaff
H, Murty A. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press,
Surabaya 1995.
Capernito,
Lynda Juall. Diagnosa Keperawatan, Buku Saku, EGC, Jakarta, 1999, edisi 2
Doenges
M.G. Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta, 2000, edisi 3
Suparman
H. Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1998, Jilid II
Sihning
EJ. Tehapuring. Terapi Rasional Asma Bronkial II. Hang Tuah University Press,
Surabaya, 1998.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar